PALEMBANG, KOMPAS.com - Polda Sumatera Selatan telah resmi memberikan pernyataan jika kasus tewasnya keluarga Fransiskus Xaverius (FX) Ong (45) adalah murni karena bunuh diri.
Meskipun seluruh bukti serta hasil analisis investigasi sudah mengarahkan kepada aksi bunuh diri yang didalangi FX Ong, pihak Kepolisian masih melakukan pendalaman.
Kapolda Sumatera Selatan (Sumsel) Irjen Pol Zulkarnain Adinegara mengatakan, belum ditutupnya kasus FX Ong, dikarenakan ada beberapa persyaratan dalam sebuah kasus. Seperti gelar perkara dan pemeriksaan dari saksi ahli.
“Ada persyaratannya harus digelar dulu, tentu dipastikan lagi dari ahlinya dimintai keterangan,” kata Zulkarnain, Jumat (26/10/2018).
Baca juga: Mengapa Istri dan Anak FX Ong Tak Melawan Saat Ditembak? Ini Penjelasan Kapolda Sumsel
Satu unit laptop milik FX Ong juga kini telah disita petugas untuk menyelidiki lebih lanjut atas kasus tersebut.
“Memang kami ada menemukan laptop di rumah FX Ong ada semacam korelasi dia sebagai kontraktor, kontennya apakah ada korelasinya, tetap dimasukkan sebagai data untuk dikembangkan. Polresta tetap mengembangkan (kasusnya), siapa saja yang membuat pernyataan itu sehingga tetap dikembangkan,” ujarnya.
Sementara itu, Kapolresta Palembang Kombes Pol Wahyu Bintono Hari Bawono, Kamis (25/10/2018) mengatakan, sejauh ini mereka telah melakukan pemeriksaan sebanyak delapan saksi. Mulai dari para karyawan asisten rumah tangga serta kerabat dekat FX Ong.
"Dari 8 saksi yang diperiksa, sebatas mengetahui tentang kebiasaan korban, khususnya FX Ong sebagai suami. Menyampaikan kegiatan sehari almarhum dan kebiasaan, sekarang masih terus mendalami, nanti akan memanggil saksi lain yang dianggap perlu,” ungkap Kapolres.
Baca juga: Kisah di Balik Bunuh Diri Keluarga FX Ong, Choky dan Snowy Ikut Ditembak
Dua pembantu FX Ong yakni Sarah Perdinanti (20) dan Dewi (28) dari hasil pemeriksaan juga tak mendengar adanya suara tembakan.
Hal tersebut dikarenakan keberadaan kamar mereka yang ada dibelakang bangunan utama rumah.
“Dari hasil cek TKP memang keberadaan kamar pembantu agak di belakang bangunan utama, keterangan mereka memang tidak bisa mendengar suara letusan,” jelas Wahyu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H