JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) DKI Jakarta kembali menyambangi SMAN 87 Jakarta, Selasa (16/10/2018). Komisioner Bawaslu DKI Jakarta Puadi mengatakan, kedatangannya kali ini untuk mengumpulkan keterangan dari siswa terkait kasus guru agama berinisial NK yang dilaporkan telah member doktrin anti Presiden Joko Wododo atau Jokowi kepara muridnya.Â
"Untuk klarifikasi saja ke sini," kata Puadi di SMAN 87, Selasa siang.
Sebanyak lima siswa dijadikan sampel. Tiga diambil dari kelas XII IPA III, dan dua diambil dari kelas XII IPS 3. Mereka dimintai keterangan di ruang Bimbingan Konseling (BK).
Baca juga: Hari Ini, Bawaslu Datangi SMAN 87 untuk Minta Keterangan Siswa Terkait Dugaan Doktrin Anti-Jokowi
Kasus itu bermula dari keluhan seorang orangtua murid yang viral di media sosial. Orangtua murid itu mengeluhkan anaknya dan siswa SMAN 87 lainnya yang dikumpulkan NK di masjid dan ditunjukkan video tentang gempa di Palu, Sulawesi Tengah.
Kepada para siswa NK dilaporkan telah menyebut bahwa banyaknya korban dalam bencana di Sulawesi Tengah karena Jokowi yang jadi presiden.
Saat dimintai keterangan oleh kepala sekolah SMAN 87, NK tak mengakui laporan itu.Â
Baca juga: Kronologi Pelaporan Guru SMAN 87 yang Diduga Doktrin Anti-Jokowi
Bawaslu telah memanggil NK dan kepala sekolah ke Kantor Bawaslu DKI pada Senin kemarin.