“Tidak biasanya adik mau kasi uang ke saya," sambungnya dengan nada pelan.
Widiantarini mengungkapkan, Gus Maiz biasanya setiap setahun sekali pulang ke Bali. Biasanya setiap Nyepi. Namun, dalam dua tahun belakangan ini tidak pulang.
Baca juga: Detik-detik Arif Selamat dari Hotel Roa Roa yang Ambruk, Suasana Gelap dan Suara Minta Tolong
Gus Maiz selama ini menjadi tulang punggung keluarga, karena orangtuanya hanya bekerja sebagai petani.
"Ibu itu selalu dikirimin uang Rp 1 juta setiap meminta, karena tidak punya uang," ungkapnya.
Sementara ibu korban, I Gusti Ayu Kade Miliasih mengungkapkan, rencananya korban akan diaben di antara dua hari baik dalam kepercayaan Hindu Bali, yakni 4 Oktober 2018 atau 10 Oktober 2018.
Namun, hingga kemarin keluarga masih kesulitan berkomunikasi dengan berbagai pihak di Sulawesi Tengah. Belum ada kepastian yang jelas kapan jenazah Gus Maiz tiba di Bali.
"Semoga jenazahnya cepat dikirim ke Bali agar bisa segera diaben di sini," harap Miliasih.
Ipar korban yang juga anggota polisi, Ketut Sumadiya, menyebutkan kemarin jenazah korban dikabarkan berada di RS Bhayangkara, Sulawesi Tengah.
Karena itu, keluarga pun menggelar peneduh (terop) untuk menyambut jenazah.
Hanya saja, kabar kepulangan adik iparnya itu masih simpang siur. Sempat dikabarkan jenazah akan dipulangkan kemarin sore, ternyata batal.