Namun takdir berkata lain. Rencana momen bahagia tersebut pupus setelah gempa bermagnitudo 7,4 dan diikuti tsunami menerjang Kabupaten Donggala dan Kota Palu, Jumat (28/9/2018) sore.
Gus Maiz turut menjadi korban bencana dahsyat tersebut. Gus Sukadana tidak dapat menahan pilu hatinya dengan kejadian itu.
Air mata berlinang dari mata sang ayah. Terkadang tatapannya kosong, mengingat anak laki-laki tunggalnya itu.
Baca juga: Fakta di Balik Penemuan Bayi Laki-laki di Parit Pascatsunami
Gus Maiz adalah anak kedua dari dua bersaudara, Gus Maiz lulusan SPN Singaraja tahun 2005, dan langsung bertugas di Palu.
Ia menjadi anggota Satuan Lalu Lintas Polres Palu. Saat gempa mengguncang dan diikuti tsunami di Palu, korban dikabarkan tengah bertugas untuk pengamanan (PAM) di Festival Palu Nomoni.
"Selama kariernya di polisi, dia sangat perhatian dengan orangtua. Ibunya selalu diperhatikan. Dan, kami tidak ada firasat apapun sebelum kejadian ini," ungkap Gus Sukadana.
Sang Kekasih Selamat
Kakak perempuan Gus Maiz, I Gusti Ayu Putu Widiantarini (35), menuturkan, terakhir berkomunikasi lewat telepon dengan adiknya dua hari sebelum kejadian.
Kabar meninggalnya Gus Maiz disampaikan pacar adiknya, yang berhasil selamat dan kini berada di pengungsian.
"Sempat pacar adik saya telepon kemarin malam (Sabtu malam). Dia bilang kalau adik meninggal. Posisi pacarnya adik di pengungsian, tapi ditelepon lagi tidak bisa," ucap Widiantari, sembari menuturkan pada Selasa besok dijanjikan akan dikasih uang oleh sang adik.