KOMPAS.com - Menurut laporan Asia Social Commerce Report yang dihimpun PayPal, pertumbuhan akses internet di Asia sudah mencapai 92 persen dengan kepemilikan smartphone mencapai 88 persen.
Data tersebut dihimpun dari 4.000 konsumen di tujuh pasar di wilayah Asia yakni China, India, Hong Kong, Singapura, Thailand, Filipina, dan Indonesia. Penelitian turut melibatkan pedagang kecil dan medium.
Laporan tersebut juga mengungkap fakta bahwa 67 persen warga Asia gemar berbelanja online. Sebab, mayoritas para pedagang memanfaatkan media sosial untuk mempromosikan produk dan jasanya.
Sebesar 80 persen pedagang online di Asia, mengaku menjajakan produknya di media sosial, di mana 80 persennya adalah para pedagang online Indonesia.Â
Facebook bersaudara mendominasi platform yang menjadi lapak para pedagang Asia, tak terkecuali Indonesia.
Facebook sendiri menjadi jejaring sosial terpopuler bagi para penjual untu menawarkan produk dan jasanya.
Tercatat, Indonesia menjadi negara kedua tertinggi yang memanfaatkan Facebook untuk membuka lapak online dengan persentase 92 persen, di bawah Filipina yang mencapai 94 persen.
Baca juga: Ini 6 Fakta CekRekening.id, Situs untuk Cegah Penipuan Online
Selain Facebook, platform populer yang menjadi favorit para pedagang online adalah WhatsApp. "Anak" Facebook ini digemari 76 persen pedagang online Indonesia, nomor dua setelah India dengan persentase 83 persen.
Instagram mulai merangsek menjadi platform baru yang banyak dilirik para pedagang online Indonesia sebanyak 72 persen, paling tinggi di antara lima negara lain.
Tak hanya media sosial buatan Amerika saja, platform buatan Asia juga ikut menunjukan taji. Salah satunya adaah media sosial buatan Jepang, Line juga masih banyak digunakan di Indonesia dengan prentase 50 persen, lebih kecil dibanding Thailand dengan persentase 74 persen.
Selain metode pemasaran yang beralih ke platform digital, metode pmebayaran pun ikut terpengaruh. Sebanyak 72 persen metode pembayaran di pedagang online Indonesia telah menggunakan metode digital, seperti menggunakan e-wallet atau sistem in-app payment.
Persentase ini melampaui metode tradisional seperti menggunakan kartu kredit atau debit dan transfer bank dengan persentase 25 persen, serta metode pembayaran tunai dengan persentae 3 persen saja.
Hasil studi tersebut menunjukan bahwa sosial media menjadi lapak bisnis online yang mulai banyak dilirik pedagang online. Ada beberapa alasan mengapa media sosial menjadi pilihan bisnis online.
Baca juga: 2018, Belanja Aplikasi Diprediksi Capai Rp 1.483 Triliun
Pertama, sebesar 56 persen pedagang online Indonesia beralasan jika menjajakan produk dan jasanya via online bisa memanfaatkan jaringan pertemanan dan kerabat.
Selain itu, 64 persen di antaranya meyakini jika promosi menggunakan media sosial lebih mudah, dan 60 persen responden asal Indonesia merasa lebih mudah meluaskan pemasarannya melalui media sosial.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H