Mohon tunggu...
Kompas.com
Kompas.com Mohon Tunggu... Administrasi - Kompas.com

Kompas.com merupakan situs berita Indonesia terlengkap menyajikan berita politik, ekonomi, tekno, otomotif dan bola secara berimbang, akurat dan terpercaya.

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Duterte: China Tak Bisa Klaim Wilayah Udara di Atas Pulau Buatan

15 Agustus 2018   06:00 Diperbarui: 15 Agustus 2018   08:06 285
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Gaven Reef adalah salah satu pulau buatan China di LCS yang diyakini sudah dipersenjatai.MANILA, KOMPAS.com - Presiden Filipina Rodrigo Duterte mengkritik pernyataan China yang mengklaim wilayah udara di atas pulau-pulau buatan mereka.

Pulau-pulau buatan tersebut dibangun China di atas terumbu karang yang berada di perairan yang disengketakan di Laut China Selatan.

"Anda tidak bisa membuat sebuah pulau, buatan manusia, kemudian mengatakan bahwa wilayah udara di atasnya adalah milik Anda."

"Itu salah karena perairan itu adalah apa yang kita sebut sebagai wilayah laut internasional," kata Duterte, Selasa (14/8/2018).

Baca juga: Beijing: Tidak Ada Pulau Buatan di Laut China Selatan

Pernyataan tersebut disampaikan Duterte di hadapan para tamu undangan, termasuk duta besar AS dan negara-negara asing lainnya. Duterte sebelumnya sangat jarang menyampaikan kritikan publik kepada China.

Dua pekan sebelumnya, Filipina juga telah menyampaikan keprihatinannya atas meningkatnya panggilan peringatan oleh China melalui radio yang meminta kapal dan pesawat Filipina untuk menjauh dari pulau-pulau buatan China di perairan yang disengketakan.

"Saya berharap China dapat menahan perilakunya. Karena pada satu hari seorang komandan pemarah di sana bisa saja menekan tombol," tambah Duterte.

China diketahui telah mengubah tujuh pulau karang di Laut China Selatan menjadi pulau buatan menggunakan pasir kerukan.

Pulau-pulau buatan itu berada dekat dengan pulau yang diduduki oleh Vietnam, Filipina dan Taiwan. Selain itu, Malaysia dan Brunei turut mengklaim rangkaian pulau kecil dan tandus itu.

Sebuah laporan pemerintah Filipina, dilansir SCMP, menunjukkan pesawat militernya yang tengah berpatroli di dekat pulau buatan di kepulauan Spratly, Laut China Selatan, menerima setidaknya 46 kali peringatan dari radio China selama paruh waktu kedua tahun lalu.

Pada Januari lalu, pesawat angkatan udara Filipina saat berpatroli di dekat pulau yang dikuasai China juga menerima pesan radio bernada sangat ofensif.

Baca juga: Kapal AS Berlayar Dekat Pulau Buatan China di Laut China Selatan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun