Mohon tunggu...
Kompas.com
Kompas.com Mohon Tunggu... Administrasi - Kompas.com

Kompas.com merupakan situs berita Indonesia terlengkap menyajikan berita politik, ekonomi, tekno, otomotif dan bola secara berimbang, akurat dan terpercaya.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Cerita Mentan Tentang Buwas yang Buat Pertanian Jadi Lebih Gesit

1 Agustus 2018   21:33 Diperbarui: 1 Agustus 2018   21:35 397
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman berpidato saat acara pelepasan ekspor 5.600 ton bawang merah ke Thailand di Klompak, Wanasari, Brebes Jawa Tengah, Rabu (1/8/2018).

Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman berpidato saat acara pelepasan ekspor 5.600 ton bawang merah ke Thailand di Klompak, Wanasari, Brebes Jawa Tengah, Rabu (1/8/2018).

BREBES, KOMPAS.com - Menteri pertanian Andi Amran Sulaiman menjelaskan perubahan yang terjadi di kementeriannya sejak Budi Waseso alias Buwas menjabat sebagai Direktur Utama Badan Urusan Logistik (Bulog).

"Kalau dahulu kita mesti rapat terus. Tiap dua minggu untuk membahas masalah pertanian (serapan produk pertanian dan mafia pangan)," ujar Amran dalam acara pelepasan 5.600 ton ekspor bawang merah di Gudang bawang PT Revi Makmur Sentosa, Klampok, Brebes, Jawa Tengah, Rabu(1/8/2018).  

Sementara itu, kalau sekarang, lanjut Amran, dirinya tinggal infokan ke Buwas (panggilan akrab Budi Waseso) terkait masalah yang ada. Nanti dengan sendirinya dia langsung selesaikan sehingga intensitas rapat dengan Bulog sekarang ini berkurang drastis.

Tak hanya itu, almamater Universitas Hassanudin, Makassar ini juga memuji kinerja Bulog dalam menyerap hasil panen petani. Mentan mencontohkan beras, kalau stok komoditas tersebut saat ini aman bahkan melebihi kapasitas gudang Bulog sendiri.

"Stok beras nasional di gudang Bulog ada sekitar 2 juta ton dan itu aman untuk tahun ini. Bahkan karena sudah kelebihan kapasitas rencana Bulog akan menggunakan gudang-gudang TNI sebagai tempat penyimpanan serapan beras petani," ujar Amran.

Kolaborasi berantas mafia pangan

Dalam kesempatan itu, Amran pun memperingatkan oknum-oknum nakal yang ingin melakukan impor komoditas pangan demi kepentingan kelompok atau diri sendiri agar siap-siap berhadapan dengan hukum.
Direktur Utama Bulog Budi Waseso sedang menyampaikan pidato dalam acara pelepasan ekspor 5.600 ton bawang merah ke Thailand di Klompak, Wanasari, Brebes Jawa Tengah, Rabu (1/8/2018).Mentan mengatakan saat ini sudah ada sekitar 390-400 orang yang dijadikan tersangka karena melakukan impor komoditas pertanian secara ilegal. Sementara itu, yang sedang menjalani  proses hukum sudah mencapai sekitar 700 orang.

Dia kemudian menginformasikan bahwa saat ini total sudah ada 15 perusahaan yang di black list karena melakukan impor. Lima perusahaan bahkan sudah ditutup karena mengimpor bawang merah.

Adapun Buwas yang juga hadir dalam acara tersebut mengatakan sebagai negara agraris Indonesia harus mengeskpor komoditas pertaniannya bukan sebaliknya. 

"Ini soal harga diri sebagai negara agraris. Jadi Indonesia harus ekspor bukan impor," kata dia.

Buwas kemudian berpesan agar komunikasi antara petani dan pemerintah harus kuat. Ini perlu agar Bulog bisa berperan secara maksimal.

Jadi jika ada komoditas pertanian jatuh, dalam hal ini bawang, maka Bulog akan menyerap hasil panen bawang dengan harga yang menguntungkan.

"Kita harus menjaga petani, karena tanpa mereka, kita semua tidak bisa hidup. Sebab dari tangan-tangan merekalah kita bisa makan," tutup Buwas.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun