NUNUKAN, KOMPAS.com – Pedagang ayam segar di Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara mulai kekurangan stok daging ayam karena pemerintah kabupaten (pemkab) Nunukan membatasi pembelian daging ayam dari Tawau, Malaysia.
Para pedagang mengeluh mereka tidak bisa berdagang akibat kurangnya stok daging. Salah satu pedagang ayam segar di Pasar Sentral Inhutani Nunukan, Dedi mengatakan, pemkab Nunukan membatasi pembelian ayam dari Malaysia hanya 100 kilogram per pedagang.
“Besok enggak jualan karena ini stok terakhir. Pedagang (ayam segar) dibatasi hanya boleh membeli 100 kilogram (ayam Malaysia) saja,” ujarnya Kamis (26/07/2018).
Seperti diketahui, menipisnya persediaan daging ayam lokal membuat harga daging ayam naik di beberapa pasar di Kabupaten Nunukan.
Kenaikan harga daging ayam masih berkisar antara Rp 1.000-Rp 2.000 per kilogram, dengan patokan harga Rp 36.000-Rp 38.000 per kilogram.
Baca juga: Kalau Sampai Senin Harga Ayam Tinggi, Kami Mogok Jualan
Pedagang di Pasar Inhutani mengaku enggan mendatangkan ayam dari Makasar, Sulawesi Selatan, karena harganya sudah mahal bahkan dibandingkan harga daging ayam di Nunukan.
“Dari Makassar, Sulawesi Selatan, saja sudah Rp 40.000 per kilogram, mau dijual berapa di sini? “ keluh Dedi.
Tentu saja, kelangkaan daging ayam berimbas ke pedagang olahan makanan atau pemilik warung. Menurut Sarmini, salah satu pemilik warung di sekitar Pasar Inhutani, kelangkaan daging ayam terjadi sejak Senin (22/7/2018) lalu.
Menurut Sarmini, dia terpaksa berburu daging ayam lebih pagi karena beberapa hari terakhir terpaksa tidak bisa berjualan karena kehabisan daging ayam.
Baca juga: Berjualan Ayam Sejak SMP, Kini Mimpi Suciati Membangun Masjid Terpenuhi...