Secara singkat, melemahnya rupiah adalah satu hal yang positif untuk ekonomi Indonesia.
Namun, kita harus berhati-hati dengan dampak-dampak negatif lainnya bila rupiah terus merosot.
Rupiah yang terus merosot akan menambah beban utang bagi pemerintah, mengingat sebagian utang Indonesia ada di dalam bentuk mata uang asing.
Turunnya nilai tukar rupiah yang berkelanjutan juga akan menyebabkan kenaikan laju inflasi dengan semakin mahalnya ongkos produksi, khususnya untuk produksi yang memakai bahan baku impor.
Pada akhirnya Bank Indonesia harus mengambil pilihan berat untuk lagi-lagi menaikkan suku bunga demi meredam kenaikan laju inflasi di Indonesia, dan memberikan stimulus untuk menaikkan rupiah.
Prospek rupiah ke depan?
Akan sangat mungkin pada pengujung tahun ini untuk rupiah semakin jatuh ke level Rp 15.000 per dollar AS.
The Fed tetap akan meneruskan aksinya untuk menaikkan suku bunga di Amerika. Isyarat-isyarat yang ada menunjukkan bahwa akan ada kenaikan suku bunga dua kali lagi di Amerika tahun ini.
Sekarang ekonomi dunia juga lagi dihebohkan dengan perang dagang Amerika versus China. Konflik perdagangan ini akan berdampak negatif untuk ekspor Indonesia, khususnya komoditas seperti biodiesel dan produk-produk turunan dari minyak mentah kelapa sawit.
Cina dan Amerika adalah dua negara teRp enting untuk ekspor Indonesia. Dampak negatif perang dagang kedua negara ini mungkin akan merugikan Indonesia. Implikasi selanjutnya adalah menurunnya permintaan rupiah yang akan berdampak pada terus melemahnya rupiah.
Bank Indonesia harus siap mengintervensi lagi dengan menjual valuta asing untuk menghindari krisis rupiah.