MOSKWA, KOMPAS.com - Petugas keamanan yang gagal menghentikan aksi personel band Pussy Riot di laga Final Piala Dunia 2018 akan menghadapi sanksi.
Demikian pernyataan dari penyelenggara turnamen yang digelar di Rusia tersebut.
Melansir dari Sky News pada Jumat (20/7/2018), ketua panitia penyelenggara Piala Dunia Rusia, Alexei Sorokin, menyatakan kelompok Pussy Riot telah berperilaku tanpa menghargai kerja ribuan orang.
Namun, dia menekankan aksi menyusup ke lapangan itu seharusnya dapat dihentikan oleh para petugas keamanan.
Baca juga: Pussy Riot, Band Anti-Putin yang Menyusup ke Final Piala Dunia
"Ini merupakan pelanggaran. Petugas keamanan akan dikenai tindakan disiplin," ucapnya.
Pada laga pamungkas Piala Dunia, Minggu (15/7/2018), petugas berusaha mengejar anggota Pussy Riot yang bahkan sempat tos dengan penyerang muda Perancis Kylian Mbappe.
Petugas kemudian menangkap dan mengeluarkan perempuan dari band feminis yang anti-Putin tersebut.
Kritikan pun menyasar kepada petugas keamanan karena dinilai telalu kasar dalam mengamankan kelompok Pussy Riot.
"Ya, para petugas keamanan tidak profesional. Tapi tidak adil menuduh mereka terlalu kasar. Mereka yang menyusup ke lapangan terlalu licik," ucap Sorokin.
Seperti diketahui, empat demonstran dari band punk feminis menyerbu lapangan di stadion Luzhniki, Moskwa, ketika pertandingan antara Prancis dan Kroasia sedang berlangsung.