JAKARTA, KOMPAS.com - Politisi Fahri Hamzah khawatir PKS tidak akan lolos ambang batas parlemen. Kekhawatirannya itu didasarkan pada sedikitnya kader yang mendaftar sebagai caleg.
Padahal, lanjut Fahri, saat didera kasus korupsi Luthfi Hasan Ishaaq, PKS tidak seterpuruk sekarang.
"Enggak pernah. PKS itu dalam titik nadir keadaannya sekarang ini. Padahal keadaan baik. Dulu ya kami kena kasus LHI (Luthfi Hasan Ishaaq), ditangkap dia tapi kami bisa dapat Jawa Barat, Maluku Utara, Sumatera Utara kami bisa dapat dalam keadaan sulit," kata Fahri di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (17/7/2018).
Baca juga: Masih Konflik dengan PKS, Fahri Hamzah Tak Lagi Jadi Caleg
"Mungkin inilah umur PKS. 20 tahun selesai tahun inilah. Kan kami dulu deklarasi 1998, ini 2018, mungkin ini innalillahi wa innailaihi rojiun. Kalau caranya begini ya selesai dan mana mungkin orang mau jadi caleg kalau nyawanya udah dipegang partai dari awal," lanjut Fahri.
Menurut Fahri, saat ini PKS dipimpin dengan sewenang-wenang sehingga banyak kader yang enggan menjadi caleg.
Baca juga: PKS, Partai Pertama yang Mendaftarkan Bacaleg ke KPU Sumbar
Kesewenang-wenangan itu dilihat dari surat kesiapan pengunduran di tengah jalan bagi caleg PKS yang terpilih agar bisa diberhentikan sewaktu-waktu.
Hal itulah yang membuat para kader malas mendaftar sebagai caleg.
Fahri mengatakan hal tersebut berkaca dari perseteruan Fahri dengan para petinggi PKS yang memecatnya dari partai dan posisi Pimpinan DPR.
"Anda boleh jadi pimpinan, tapi jangan zalim gitu dong. Kan gitu," kata Fahri.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H