JAKARTA, KOMPAS.com - General Manager Penelitian dan Pengembangan Kompas (Litbang Kompas) Toto Suryaningtyas mengungkapkan, hasil hitung cepat atau quick count Litbang Kompas dan lembaga survei lainnya pada Pilkada Jawa Tengah dan Jawa Barat mengejutkan.
Toto melihat kekuatan pasangan Sudirman Said-Ida Fauziah di Jawa Tengah dan Sudrajat-Akhmad Syaikhu di Jawa Barat cenderung meningkat signifikan dan nyaris mengimbangi pemenang hitung cepat.
"Yang mengejutkan itu partai-partai oposisi pemerintah, calon-calon itu naik signifikan. Jadi, ini sesuatu yang tak terduga dan juga tidak terprediksi dari hasil lembaga survei, meskipun ada yang sudah memperkirakan. Tapi, tetap saja kaget," kata Toto kepada Kompas.com di Kantor Kompas Gramedia, Jakarta, Rabu (27/6/2018).
Baca juga: SBY Duga Faktor Asal Bukan Pendukung Jokowi Angkat Suara Sudrajat-Syaikhu
"Misalnya, Jawa Barat, yang tadinya angkanya ada di belasan persen, itu melonjak naik 29 persen sekian, si Sudrajat-Syaikhu. Dia tadinya angkanya di belasan dulu, naik ke 21 persen, kemudian naik ke 29 persen," sambung dia.
Toto juga tak menyangka pasangan Sudrajat-Syaikhu mampu menyalip pasangan Deddy Mizwar-Dedi Mulyadi yang sebelumnya diprediksi akan bersaing ketat dengan Ridwan Kamil-Uu Ruzhanul Ulum.
Pada hitung cepat Litbang Kompas, pasangan Ridwan Kamil-UU Ruzhanul Ulum menang dengan 32,54 persen suara. Pasangan Sudrajat-Ahmad Syaikhu memperoleh 29,53 persen suara.
Pasangan Deddy Mizwar-Dedi Mulyadi menempati posisi ketiga dengan perolehan 25,72 persen. Tubagus Hasanudin-Anton Carliyan berada di urutan terakhir dengan perolehan 12,2 persen.
Baca juga: Ganjar: Saya Kalah di Brebes, Tegal dan Kebumen
Hal mengejutkan lainnya, pasangan Sudirman-Ida yang sebelumnya cenderung tak diperhitungkan dan elektabilitasnya rendah mampu menampilkan kekuatannya hingga mendekati pasangan Ganjar Pranowo-Taj Yasin.
Dalam hitung cepat Litbang Kompas, pasangan Ganjar-Yasin memperoleh 58, 34 persen. Kemudian pasangan Sudirman Said-Ida Fauziyah memperoleh 41,66 persen suara.
"Dalam arti, kekuatan partai-partai pendukung di belakang mereka itu tampil besar. Dalam hal ini kekuatan nasionalis-agama, nasionalis-islam ya. Jadi di Jateng itu kan pertarungan antara nasionalis-sekuler dan nasionalis-agama," ungkapnya.
Menurut Toto, pada beberapa pilkada kota dan kabupaten, partai nasionalis agama dinilainya berhasil merebut kontestasi pilkada. Sebab, mereka memiliki kekuatan meraih pasar pemilih yang cukup besar sehingga mampu mengimbangi atau mendekati pasangan pemenang.
Baca juga: Hasil Pilkada Jateng, Jabar, dan Jatim Berdasarkan Quick Count Litbang Kompas
"Dan saya curiga, sebetulnya modal elektabilitas Sudrajat-Syaikhu atau Sudirman Said-Ida itu besar. Cuma tidak terdeteksi oleh lembaga survei, entah dengan satu atau hal lain itu tidak terdeteksi. Kita enggak tahu sebabnya," katanya.
Litbang Kompas mengambil 400 sampel TPS dengan metode pemilih sampel stratified sistematic sampling yang tersebar di seluruh daerah.
Adapun simpangan kesalahan (margin of error) 1 persen. Artinya, hasil survei bisa bertambah atau berkurang sekitar 1 persen. Survei ini memiliki tingkat kepercayaan 99 persen.
Angka ini bukan hasil penghitungan resmi. KPU akan melakukan rekapitulasi hasil suara hingga 9 Juli 2018.
Hasil penghitungan resmi akan diumumkan KPU setelah rekapitulasi selesai.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H