Mohon tunggu...
Kompas.com
Kompas.com Mohon Tunggu... Administrasi - Kompas.com

Kompas.com merupakan situs berita Indonesia terlengkap menyajikan berita politik, ekonomi, tekno, otomotif dan bola secara berimbang, akurat dan terpercaya.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

SBY: Pemilu 2014 Demokrat Digempur, Saya Tetap Netral

27 Juni 2018   12:02 Diperbarui: 27 Juni 2018   12:09 644
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono didampingi Ani Yudhoyono (kiri) memasukkan surat suara di TPS 06 Nagrak, Gunung Putri, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Rabu (27/6/2018). Mereka memberikan suara dalam Pilkada Jawa Barat 2018.

Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono didampingi Ani Yudhoyono (kiri) memasukkan surat suara di TPS 06 Nagrak, Gunung Putri, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Rabu (27/6/2018). Mereka memberikan suara dalam Pilkada Jawa Barat 2018.JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) kembali menekankan agar pemerintah bersikap netral dalam Pilkada 2018.

SBY menyinggung masa lalunya ketika memimpin Indonesia.

Sebagai Presiden ketika itu, SBY mengklaim tetap bersikap netral pada Pemilu 2014, meskipun saat itu elektabilitas Demokrat jeblok.

Saat itu, elektabilitas Demokrat turun dari 20,85 persen menjadi 10,19 persen.

"2014, Partai Demokrat sedang susah waktu itu. Kami bolehlah digempur. Elektabilitas kami menurun drastis. Saya tetap konsisten, netral. Tidak perlu ada yang bantu-bantu," kata SBY saat ditemui di Cikeas, Bogor, Rabu (27/6/2018).

"Alhasil memang Partai Demokrat menurun separuh suaranya, tidak apa-pa. Kami mengakui. Ikhlas. Karena memang waktu itu saya nilai, pemilu berlangsung secara jujur dan adil," lanjut dia.

Baca juga: Ngabalin: SBY Baperan...

SBY menambahkan, menang dan kalah merupakan keniscayaan dalam pilkada dan pemilu. Karena itu, ia meminta semua kandidat dan partai harus siap menerima keduanya.

Hal itu, kata SBY, akan bisa diterima oleh kandidat dan partai jika TNI, Polri, Aparatur Sipil Negara (ASN), dan Badan Intelijen Negara (BIN) bersikap netral.

"Itulah mengapa saya selalu dari dulu sampai sekarang konsisten untuk menjamin jujur dan adilnya setiap pilkada dan pemilu termasuk netralitas para aparatur negara dan pemerintah," tutur SBY.

"Tujuannya itu, supaya kalau memang tidak terpilih, kalah, ya harus menerima, karena memang pelaksanaannya jujur dan adil. Sebaliknya kalau tidak jurdil saya khawatir nanti ketidakpuasan itu dilampiaskan dengan cara-cara yang tidak baik," lanjut dia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun