JAKARTA, KOMPAS.com - Politisi Partai Golkar Mukhamad Misbakhun menepis tudingan yang menyebut ketua umumnya, Airlangga Hartarto, telah mengadu domba Presiden Joko Widodo dengan Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri.
Tudingan itu sebelumnya dilontarkan Wakil Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Ahmad Basarah terkait pernyataan Airlangga bahwa Presiden Jokowi mendukung Khofifah Indar Parawansa sebagai calon gubernur Jawa Timur.
Misbakhun mengatakan, Airlangga saat kampanye akbar Khofifah di Probolinggo, Sabtu (23/6/2018) lalu memang menyampaikan fakta tentang rekam jejak mantan menteri sosial itu. Khofifah saat menjadi menteri sosial merupakan kolega Airlangga yang juga menteri perindustrian di Kabinet Kerja.
“Saya hadir dalam kampanye itu dan menyaksikan langsung Pak AH (Airlangga Hartarto) menyampaikan fakta tentang rekam jejak Bu Khofifah sebagai menteri di kabinet Presiden Jokowi. Menyampaikan kedekatan Pak Jokowi dalam hubungan kerja secara nyata di kabinet, yang berarti secara otomatis akan lebih sering bertemu dan intens berkomunikasi,” kata Misbakhun dalam keterangan tertulisnya Selasa (26/6/2018) malam.
Baca juga: PDI-P Minta Ketum Golkar Tak Adu Domba Jokowi dan Megawati
Ketua Departemen Pengawasan Pembangunan Partai Golkar ini menambahkan ajakan yang disampaikan Airlangga kepada warga Jatim untuk memilih Khofifah tak menyalahi asas pemilu yang luber, jujur, dan adil. Sebab, memilih adalah hak pribadi.
Oleh karena itu, Misbakhun menegaskan Airlangga tak bermaksud mengadu Presiden Jokowi dengan Megawati selaku ketua umum PDI Perjuangan yang mengusung duet Saifullah Yusuf-Puti Guntur Soekarno pada Pilgub Jatim.
Faktanya, kata Misbakhun, Airlangga justru mengajak warga Jatim memilih sesuai hati nurani.
“Saya saksi mata yang hadir di samping Pak AH saat beliau berorasi di kampanye itu dan tidak ada satu kalimat pun yang menyebutkan nama Ibu Megawati. Kampanye yang diusung adalah sebuah kampanye agar masing-masing calon bersaing secara sehat dalam menunjukkan kapasitas masing-masing,” kata Misbakhun.
Baca juga: Dianggap Adu Domba Jokowi-Megawati di Pilkada Jatim, Ini Jawaban Ketum Golkar
Legislator Golkar itu justru menilai pernyataan Basarah mencerminkan ketatnya persaingan elektabilitas antara Khofifah yang didukung Golkar dengan Saifullah Yusuf yang diusung PDI-P. Namun, Golkar tak bermaksud mengadu Presiden Jokowi dengan Megawati.
“Jika PDI-P menganggapnya sebagai sebuah upaya adu domba antara Presiden Jokowi dan Ibu Megawati, itu adalah persepsi dari pribadi masing-masing. Hal ini bisa sangat dimengerti mengingat ketatnya persaingan elektabilitas masing-masing cagub dan cawagub,” ujar Misbakhun.
Selain itu, Misbakhun mengatakan, Golkar dan PDI-P sama-sama pendukung pemerintahan Presiden Jokowi. Kedua partai itu juga sama-sama mengusung Jokowi untuk Pemilu Presiden 2019.
“Artinya siapa pun yang terpilih menjadi gubernur Jatim nantinya tetap akan mendukung Jokowi, sudah selayaknya kampanye dan pernyataan-pernyataan dalam politik disikapi secara dewasa dengan jiwa yang besar,” ujar Anggota Komisi XI DPR Ini.
Sebelumnya, Wakil Sekjen PDI-P Ahmad Basarah juga memprotes pernyataan Airlangga yang menyatakan Jokowi mendukung Khofifah di Pilgub Jatim.
Ia menilai Airlangga mengadu domba Presiden Jokowi dengan Ketua Umum Megawati Soekarnoputri.
Basarah mengatakan, sejak awal, Jokowi yang juga kader PDI-P telah memutuskan untuk mendukung Saifullah Yusuf (Gus Ipul)-Puti Guntur Soekarno. Hal itu sesuai dengan keputusan partai yang mengusung Gus Ipul-Puti di Pilkada Jatim bersama PKB.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H