JAKARTA, KOMPAS.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Jumat (22/6/2018), belum mampu bangkit dari tekanan pada penghujung perdagangan pekan ini.
Meski sempat bergerak naik, namun indeks acuan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) ini ditutup turun tipis 0,52 poin atau 0,01 persen pada 5.821,81.
Dengan demikian, IHSG terkoreksi tiga hari beruntun usai libur panjang. Indeks telah merosot sebesar 2,87 persen pekan ini.
Data RTI memperlihatkan, delapan sektor menjegal laju indeks. Industri dasar memimpin penurunan, yaitu mencapai 1,28 persen. Diikuti, perdagangan dan infastruktur yang juga turun lebih dari 1 persen. Lima sektor lainnya turut terkoreksi masing-masing kurang dari 1 persen.
Baca juga: Mencari Obat Mujarab buat Rupiah
Hanya, sektor pertambangan dan keuangan yang mampu naik, masing-masing 0,48Â persen dan 1,58 persen.
Hingga pasar tutup, sebanyak 258 saham terkoreksi, berbanding 133 saham yang naik. Sedangkan, 116 saham lainnya stagnan.
Mayoritas saham penghuni indeks LQ45 memerah. Tiga saham kapitalisasi besar yang terseret ke posisi top losers alias saham berkinerja terpuruk, yakni PT Surya Citra Media Tbk (SCMA) turun 5,41 persen, Â PT Global Mediacom Tbk (BMTR) Tbk turun 5,26 persen, dan PT PP Tbk (PTPP) turun 5,17 persen.
Sepanjang hari ini, volume transaksi di BEI mencapai 8,27 miliar saham. Nilai perdagangan mencapai Rp 7,88 triliun.
Pemodal asing masih mendominasi aksi jual. Ini terindikasi dari nilai penjualan bersih alias net sell asing di semua pasar yang mencapai Rp 969,52 miliar.
Asing paling getol melego saham perbankan. Tiga saham yang paling banyak dilepas, yaitu BBRI, BBTN dan BBNI. Ketiganya berturut-turut membukukan nilai penjualan bersih tertinggi oleh asing, yaitu sebesar Rp 222 miliar, Rp 78,4 miliar dan Rp 72,3 miliar.