Dengan kondisi seperti itu, Evon sebisa mungkin menjaga agar tetap berada dalam rangkaian. Caranya terdengar mudah yaitu jangan sampai ada kendaraan lain yang memotong rangkaian Hiace dengan mobil-mobil Sandiaga yang lain.
Namun, dalam praktiknya hal ini sulit dilakukan.
"Itu kita harus terlatih main kopling karena mobilnya manual. Harus lihai dengan kopling dan persneling," kata Evon.
Tak jarang para wartawan merasa seperti sedang naik roller coaster ketika berada dalam Hiace. Hiace melaju begitu cepat sampai perut terasa dikocok-kocok. Banyak wartawan yang jadi mual dan pusing ketika naik Hiace saat mengikuti acara gubernur dan wakil gubernur.
RisikoÂ
Sesekali, Evon pernah terputus dari rangkaian. Saat terputus, rangkaian mobil Sandiaga tentu tidak akan menunggu mobil di belakangnya. Rombongan wartawan pun jadi tertinggal dan sulit mengejar.
Begitu terputus dari rangkaian, Hiace biasanya langsung dihadang kemacetan.
Evon mengatakan, itulah risikonya lepas dari rangkaian.
"Konsekuensinya kalau di saya sih enggak ada. Tapi konsekuensinya itu di teman-teman wartawan. Kalau lepas rangkaian, pasti mereka terlambat sampai ke lokasi acara," kata Evon.
Bila lepas dari rangkaian, sulit bagi Evon untuk mengejar rombongan. Evon pernah mencoba menginjak pedal gas sampai pol demi mengejar rangkaian Sandiaga. Namun, yang di depan tetap tak terkejar juga. Kapasitas mesin Hiace memang jauh berbeda dengan mobil-mobil lain dalam rombongan Sandiaga.
Padahal jika terlambat, bisa-bisa acara sudah selesai saat mobil Hiace itu tiba. Evon memahami kondisi itu bagi para wartawan. Karena itu, dia berupaya sekeras mungkin membawa wartawan tiba tepat waktu.