BOGOR, KOMPAS.com - Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Jawa Barat Yayat Hidayat, menyayangkan insiden kericuhan yang terjadi jelang penutupan debat publik putaran kedua Pilgub Jawa Barat, di Balairung Universitas Indonesia, Depok, Senin (14/5/2018) malam.
Kericuhan terjadi ketika calon Wakil Gubernur Jawa Barat, Ahmad Syaikhu, menyampaikan kata-kata bernada provokatif serta membentangkan baju berwarna putih bertuliskan "2018 Asyik Menang, 2019 Ganti Presiden".
Yayat mengatakan, pihaknya akan bersama-sama Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) untuk mengkaji jenis pelanggaran tersebut.
"Kalau situasinya kaya gini kan mencederai demokrasi. Semoga nanti di debat ketiga tidak terulang seperti ini lagi. Masing-masing pasangan calon (paslon) konsisten dengan tema yang sudah disepakati," ucap Yayat, di Depok, Senin malam.
Baca juga: Sudrajat-Syaikhu Bawa Kaus 2018 Asyik Menang, 2019 Ganti Presiden, Debat Pilgub Jabar Berakhir Panas
Ia melanjutkan, jika dilihat dari kejadiannya, maka hal itu bisa dikatakan salah. Sebab, telah melenceng dari tema yang sudah disepakati bersama.
Yayat berharap, pada helatan debat publik putaran ketiga yang akan berlangsung pada tanggal 22 Juni 2018, di Bandung nanti, kondisi seperti itu tidak terulang lagi.
"Nanti kita evaluasi. Lebih jauh, tim hukum KPU akan mengkaji bersama Bawaslu," katanya.
Alasan Syaikhu
Sementara itu, calon Gubernur Jawa Barat, Sudrajat menjelaskan, tujuan Syaikhu membawa kaos tersebut sebagai ungkapan aspirasi demokrasi.
Sudrajat menilai, selama ini kebijakan pemerintah provinsi dilangkahi atau dimunculkan oleh pemerintah pusat sehingga ini cenderung menyulitkan pengembangan di daerah.