Mohon tunggu...
Kompas.com
Kompas.com Mohon Tunggu... Administrasi - Kompas.com

Kompas.com merupakan situs berita Indonesia terlengkap menyajikan berita politik, ekonomi, tekno, otomotif dan bola secara berimbang, akurat dan terpercaya.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Bocornya Percakapan Saham yang Mengusik Menteri Rini dan Bos PLN

30 April 2018   08:30 Diperbarui: 30 April 2018   09:27 568
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menteri Rini, kata dia, menegaskan bahwa BUMN harus dapat berperan maksimal dalam setiap proyek yang dikerjakan.

Sementara Sofyan ingin memastikan bahwa investasi tersebut memberikan manfaat maksimal bagi PLN.

Namun, ungkap Imam, proyek penyediaan energi ini pada akhirnya tidak terealisasi karena diyakini tak dapat memberikan keuntungan optimal untuk Pertamina maupun PLN.

"Kami tegaskan kembali bahwa pembicaraan utuh tersebut isinya sejalan dengan tugas Menteri BUMN untuk memastikan bahwa seluruh BUMN dijalankan dengan dasar Good Corporate Governance (GCG)," kata Imam.

Keterusikan

Menanggapi hal itu, Rini Soemarno menunjukan keterusikannya. Ia berencana akan menuntut penyebar rekaman pembicaraan dirinya dengan Sofyan Basyir.

Rini menyebut ada percakapan yang dipotong sedemikian rupa, sehingga terkesan ada proyek meminta fee atau biaya. Ia menegaskan tidak ada kepentingan pribadi terkait pembicaraan tersebut.

"Sebentar lagi saya akan masukkan tuntutan, bukan atas nama (Kementerian) BUMN, tapi juga pribadi," kata Rini seperti dikutip dari Kompas TV, Minggu (29/4/2017).

Baca juga : Komentar PDI-P soal Rekaman Bagi-bagi Saham Menteri BUMN-Dirut PLN

Sementara itu, Sofyan Basyir menegaskan bahwa perbincangannya dengan Rini bukanlah soal bagi-bagi saham pribadi.

Menurutnya, perbincangan terkait kepemilikan saham itu dalam konteks agar PLN bisa bekerja dengan efisien.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun