Mohon tunggu...
Kompas.com
Kompas.com Mohon Tunggu... Administrasi - Kompas.com

Kompas.com merupakan situs berita Indonesia terlengkap menyajikan berita politik, ekonomi, tekno, otomotif dan bola secara berimbang, akurat dan terpercaya.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Guru yang Tampar 9 Murid di Purwokerto Jadi Tersangka

21 April 2018   09:18 Diperbarui: 21 April 2018   09:31 646
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Memang para korban dinilai telah nakal dan bandel, tapi hal ini tidak lantas menjadi alasan bagi guru untuk melakukan kekerasan. Sebaliknya guru harusnya melakukan pendekatan persuasif. Saya yakin jika siswa nakal ini disentuh hatinya pasti akan luluh dengan sendirinya,” jelasnya.

Sepanjang pengamatannya, Tri menangkap, aksi penamparan yang dilakukan Lukman kepada sembilan muridnya ini merupakan buah dari pengalaman masa kecil sang guru.

Dalam video kedua yang diunggah, sang guru menilai, satu-satunya cara agar muridnya dapat mengerti kesalahannya sendiri adalah dengan memberikan rasa sakit.

“Cara itu didapat oleh tersangka atas dasar pengalaman masa lalu. Ini adalah bukti betapa pengalaman akan kekerasan itu akan berbekas dan jelas menimbulkan efek berantai,” ungkapnya.

Saat ini, lanjut Tri, yang paling dikhawatirkan adalah kondisi psikis para korban. Berkaca dari kasus yang selama ini ditangani, besar potensi para korban kekerasan di usia muda ini justru kelak menjadi pelaku kekerasan saat dewasa nanti.

“Lihat saja dari kasus ini (guru tampar murid), tersangka melakukan kekerasan lantaran pernah diperlakukan serupa saat kecil dulu,” jelasnya.

Baca juga : Tim Kemenkes Investigasi Kasus Penamparan Dokter oleh Ketua DPRD

Untuk itu, Tri telah berkomunikasi dengan berbagai pihak untuk mengantisipasi potensi itu terjadi kepada para korban, khususnya yang terlibat langsung dalam aksi penamparan di SMK Kesatrian tempo hari.

Jangan sampai trauma dan gejolak psikis yang dialami sang murid diperparah dengan intimidasi yang mungkin datang dari teman-temannya atau bahkan guru lan di sekolah.

“Peran serta orang tua juga mutlak diperlukan, sistem kontroling yang baik harusnya dapat mencegah anak berperilaku tidak terpuji di sekolah. Orang tua harus dapat mengidentifkasi permasalahan anak, apa karena faktor guru, mata pelajaran, atau ada masalah di pergaulan teman sebaya, bahkan mungkin di lingkungan keluarganya sendiri,” pungkasnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun