SHENZHEN, KOMPAS.com - Kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) akan menggantikan manusia mengolah data perusahaan di masa depan.
Hal ini dipaparkan dalam laporan Huawei Global Industry Vision (GIV) 2025. Laporan terbaru Huawei ini dirilis dalam perhelatan Huawei Global Analyst Summit 2018 di Shenzhen, Selasa (17/4/2018).
Huawei memperkirakan bahwa pada tahun 2025, sebanyak 86 persen perusahaan yang beroperasi secara global akan mengadopsi kecerdasan buatan (AI) yang bakal menggantikan peran manusia dalam mengolah data suatu perusahaan.
Seiring dengan perkembangan era digital, setiap orang terus menerus memproduksi data di mana pun mereka berada.
Jumlah data di seluruh dunia diperkirakan akan melonjak dari 8 miliar terabyte pada 2015 menjadi 180 miliar terabyte pada 2025.
Menurut laporan ini, salah satu tantangan yang dihadapi perusahaan saat ini adalah mengolah data yang tidak terstruktur.
Dalam ‘dunia yang serba cerdas’, pemanfaatan kecerdasan buatan seperti pengaplikasian algoritma dan analisis big data akan menjadi kunci suatu perusahaan menentukan model bisnisnya di masa depan.
Lebih lanjut, laporan GIV 2025 menyebutkan kebutuhan teknologi berbasis kecerdasan buatan dari suatu perusahaan akan lebih bersifat sistematis dan komprehensif.
Hal tersebut meliputi kemampuan untuk mengintegrasikan kecerdasan buatan dalam operasional sehari-hari perusahaan dan proses pengambilan keputusan. Tentunya, hanya data yang terhubung lah yang memiliki nilai.
“Saat ini lebih dari 95 persen data di dunia masih tidak terstruktur dan belum digunakan. Migrasi ke komputasi awan akan membantu perusahaan untuk perusahaan-perusahaan tradisional meningkatkan daya saing mereka dengan data yang telah terkumpul sejak lama,” tulis laporan itu.
Seiring dengan kemampuan pengolahan data yang terus berkembang dan semakin populernya algoritma cerdas, data-data tak terolah tersebut dapat terkonversi menjadi aset perusahaan yang teranalis.