Mohon tunggu...
Kompas.com
Kompas.com Mohon Tunggu... Administrasi - Kompas.com

Kompas.com merupakan situs berita Indonesia terlengkap menyajikan berita politik, ekonomi, tekno, otomotif dan bola secara berimbang, akurat dan terpercaya.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Dugaan Suap Bersamaan, Pimpinan DPRD Kota Malang Kosong Pascaditahan KPK

6 April 2018   21:00 Diperbarui: 6 April 2018   21:01 670
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Malang, Jawa Timur,  resmi tanpa pimpinan.

Hal itu terjadi setelah Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) resmi menahan Ketua DPRD Kota Malang Abdul Hakim terkait kasus dugaan suap pembahasan P-APBD Kota Malang Tahun Anggaran 2015, Jumat (6/4/2018).

 Hakim ditahan bersama empat anggota DPRD lainnya, yakni Sulik Lestyowati, Imam Fauzi, Syaiful Rusdi, dan Tri Yudiani.

Mereka ditahan di tempat berbeda, yakni di Rutas Kelas IIA Pondok Bambu, Jakarta Timur, dan Rutas Kelas I, Jakarta Timur,  serta Rutan Cabang KPK yang berlokasi di Pomdam Jaya Guntur.

 "Untuk kepentingan penyidikan, kelima orang tersangka ditahan untuk 20 hari pertama," kata Juru Bicara KPK Febri Diansyah.

(Baca juga: Lima Anggota DPRD Malang Ditahan KPK )

 Abdul Hakim merupakan satu-satunya pimpinan yang tersisa. Pimpinan lainnya sudah terlebih dahulu ditahan dalam kasus yang sama, yakni M Zainuddin, Rahayu Sugiarti, dan Wiwik Hendri Astuti.

 Abdul Hakim sebenarnya masih belum lama menjabat sebagai ketua. Ia menggantikan Moch Arief Wicaksono yang saat ini sudah menjadi terdakwa dalam kasus itu. Namun, atas pengembangan perkara yang dilakukan KPK, Abdul Hakim akhirnya ikut terseret.

 Total, kasus dugaan suap pembahasan P-APBD itu sudah menyeret 21 orang. Sebanyak 19 orang merupakan pimpinan dan ketua fraksi serta ketua alat kelengkapan DPRD Kota Malang.

Sisanya adalah Wali Kota Malang non-aktif M Anton dan mantan Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Jarot Edy Sulistyono yang saat ini sudah menjadi terdakwa.

 Penyidik KPK menduga, para anggota dewan itu telah menerima sebagian dari uang suap sebesar Rp 700 juta yang berasal dari pihak eksekutif, yakni Jarot dan Anton.

(Baca juga: Jadi Tersangka Suap, Anggota DPRD Kota Malang Ini Merasa Ada yang Menzalimi )

 Sementara itu, Hakim masih sempat memimpin sidang paripurna seorang diri saat peringatan Hari Ulang Tahun Ke-104 Kota Malang pada Senin (2/4/2018). Saat itu, semua anggota dewan yang hadir berpelukan bergiliran seperti menyampaikan salam perpisahan.

 Saat ini, DPRD Kota Malang sedang menghadapi paripurna pembahasan Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Pemerintah Kota Malang Tahun Anggaran 2017.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun