Pakar hukum tata negara Mahfud MD meminta polisi tidak gamang dalam mengusut tuntas kelompok penyebar berita bohong seperti Muslim Cyber Army.
Polisi, menurut dia, saat ini dalam posisi yang serba salah. Pihak tertentu menyudutkan Polri karena menciduk anggota kelompok tersebut.
"Kasihan. Misal umumkan terlalu cepat bilang direkayasa. Kalau terlalu lambat, nanti dibilang sengaja ditutup-tutupi," ujar Mahfud dalam diskusi di PTIK, Jakarta, Rabu (4/4/2018).
(Baca juga: Polisi Belum Melihat Afiliasi Muslim Cyber Army dengan Oposisi Pemerintah)
Meski mendapat tekanan, Mahfud meminta Polri bekerja profesional. Polri, kata dia jangan takut diserang kelompok tertentu karena menegakkan hukum yang merupakan tugas utamanya.
"Jalan saja, tidak usah takut. Memang tugasnya begitu," kata Mahfud.
"Kewibawaan polisi akan di situ nantinya," lanjut dia.
Mahfud mengaku tak sepakat dengan kalimat Wakil Kapolri Komjen Pol Syafruddin yang tidak ingin kelompok itu disebut MCA lagi. Menurut Syafruddin saat itu, MCA tidak merepresentasikan umat muslim.
(Baca juga: Polri: Ada Kaitan Muslim Cyber Army dengan Kelompok Saracen)
Â
Mahfud mengatakan, semestinya Polri bangga mengungkap kelompok tersebut untuk menunjukkan bahwa MCA adalah kelompok bobrok yang mengaku-aku islam.
"Kan memang itu nama akunnya itu. Dan itu yang mengadu domba. Jelas-jelas bawa-bawa islam. Ini bukan islam sebenarnya," kata Mahfud.
Mahfud meminta polisi membongkar kelompok MCA hingga ke akarnya. Saat ini, kata dia, tak ada perkembangan berarti soal penanganan kelompok itu. Ia meyakini bahwa ada aktor politik yang bermain di belakangnya seperti kelompok Saracen.
"Mereka memperjualkan agama untuk adu domba bangsa ini. Hati-hati ini sangat sensitif," kata Mahfud.
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H