Mohon tunggu...
Kompas.com
Kompas.com Mohon Tunggu... Administrasi - Kompas.com

Kompas.com merupakan situs berita Indonesia terlengkap menyajikan berita politik, ekonomi, tekno, otomotif dan bola secara berimbang, akurat dan terpercaya.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Limbah Deterjen Warga Penyebab Lautan Busa di KBT Marunda

25 Maret 2018   18:55 Diperbarui: 25 Maret 2018   19:21 418
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Warga menebar jala saat memancing di sungai berbusa di Perairan Kanal Banjir Timur (KBT), kawasan Marunda, Jakarta Utara, Sabtu (24/3/2018). Busa yang memenuhi KBT selepas Pintu Air Weir 3 Marunda ini akibat limbah rumah tangga.

Warga menebar jala saat memancing di sungai berbusa di Perairan Kanal Banjir Timur (KBT), kawasan Marunda, Jakarta Utara, Sabtu (24/3/2018). Busa yang memenuhi KBT selepas Pintu Air Weir 3 Marunda ini akibat limbah rumah tangga.JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Bidang Pengendalian Dampak Lingkungan Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta Andono Warih mengatakan, lautan busa di Kanal Banjir Timur (KBT) di kawasan Marunda, Jakarta Utara, disebabkan oleh limbah deterjen dari permukiman warga. Air di KBT Marunda telah tercemar deterjen.

 "Sebetulnya karena airnya mengandung deterjen. Deterjennya itu ya dari rumah-rumah kita semua ini," ujar Andono saat dihubungi Kompas.com, Minggu (25/3/2018).

 Andono menjelaskan, air di KBT Marunda tercemar deterjen karena belum adanya sistem pengolahan air limbah atau sewerage system di kawasan tersebut. Saluran air hujan masih menyatu dengan saluran air limbah yang dialirkan ke KBT.

 Saat ini, sewerage system di Jakarta belum ideal. Jakarta baru memiliki satu sewerage system di Waduk Setiabudi yang dikelola PD PAL Jaya dan akan mengembangkan sistem tersebut di 15 zona, termasuk Marunda.

Baca juga: Ada Lautan Busa di Marunda, Sandiaga Akan Temui Pengusaha Laundry

 Masterplan pengembangan seweraga system di Jakarta sudah ada sejak 2012. Menurut Andono, pengembangan sewerage system itu membutuhkan waktu sangat lama, bisa sampai 20 tahun.

 "Di kita sekarang kondisinya memang belum seideal itu, terutama di KBT, itu masih menerima saluran-saluran dari seluruh permukiman yang ada di kita di mana itu semuanya mengandung deterjen," kata dia.

 Lautan busa atau buih-buih itu terjadi saat adanya perbedaan tinggi antara muka air laut dengan muka air di KBT. Air dari hulu, kata Andono, jatuh ke hilir yang sudah tercemar deterjen sehingga terjadi pengadukan.

 "Pengadukannya itu kalau di Marunda, sudah dilihat di lapangan, itu terjadi kalau ada efek air terjun grojokan di pintu airnya. Di sana itu kan kejadiannya di pintu air. Begitu ada beda tinggi antara yang hilir dan hulunya pintu air, maka itu akan teraduk dan adukannya itu menyebabkan timbul buih," ucapnya.

 Perairan KBT di kawasan Marunda, Jakarta Utara, dipenuhi busa pada Jumat (23/3/2018) sore. Busa itu memenuhi KBT selepas Pintu Air Weir 3 Marunda.

 Busa-busa di KBT Marunda itu sudah menjadi pemandangan warga sehari-hari. Busa-busa itu sudah muncul selama beberapa tahun terakhir.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun