JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Divisi Humas Polri Irjen Setyo Wasisto mengatakan, pihaknya akan berkoordinasi dengan Pusat Pelaporan dan Analis Transaksi Keuangan (PPATK) terkait sindikat Surabaya Black Hat.
Polri meminta PPATK mendalami rekening anggota yang tertangkap dan jaringannya yang lain.
"Penyidik akan menyurati PPATK bahwa rekening ini tolong dipantau," ujar Setyo di kompleks Mabes Polri, Jakarta, Selasa (20/3/2018).
(Baca juga: Usut Jaringan Surabaya Black Hat, Polri Gandeng Interpol dan FBI)
Nantinya PPATK akan mengeluarkan laporan hasil analisis (LHA) yang disampaikan ke penyidik. LHA tersebut menjadi salah satu bahan penyidikan polisi untuk mendalami pihak lain dalam sindikat ini.
"Ini sedang didalami terkait jejaringnya mereka, pasti akan mengarah ke rekening mereka, terima dari siapa aja," kata Setyo.
Polri juga membentuk dua tim dalam pengusutan jaringan peretas Surabaya Black Hat. Salah satu tim nantinya terus melakukan pengembangan lebih lanjut bersama Federal Bureau Investigation (FBI) Amerika Serikat dan Interpol.
(Baca juga: Surabaya Black Hat, Geng Mahasiswa IT Penjahat Cyber di 40 Negara)
"Ini buat dua tim, satu tim untuk proses yang sudah ada, satu tim untuk mengembangkan. Ini bekerja sama dengan FBI dan Interpol untuk mengembangkan kasus," kata Setyo.
Setyo mengatakan, Polri tak menutup kemungkinan akan adanya tersangka baru dalam pengembangan kelompok peretas ini.
Sebelumnya, penyidik Polda Metro Jaya menangkap tiga peretas 600 situs di 40 negara dengan julukan Surabaya Black Hat. Pelaku berinisial NA, ATP, dan KPS merupakan mahasiswa IT di salah satu kampus di Surabaya, Jawa Timur.