Mohon tunggu...
Kompas.com
Kompas.com Mohon Tunggu... Administrasi - Kompas.com

Kompas.com merupakan situs berita Indonesia terlengkap menyajikan berita politik, ekonomi, tekno, otomotif dan bola secara berimbang, akurat dan terpercaya.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Penyebar Informasi Hoaks soal Telur Palsu Bisa Diancam UU ITE

16 Maret 2018   16:45 Diperbarui: 16 Maret 2018   16:56 395
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kepala Divisi Humas Polri Irjen (Pol) Setyo Wasisto.

Telur diduga terbuat dari bahan plastik dan karet ditemukan seorang warga di Medan, Senin (30/10/2017)JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Divisi Humas Polri Inspektur Jenderal Setyo Wasisto meminta masyarakat berhenti menyebarkan informasi soal telur palsu. Sebab, Kementerian Pertanian sudah menyatakan bahwa isu tersebut tidak benar.

 Jika sudah diingatkan namun tetap diviralkan, maka penyebarnya terancam dijerat Undang-undang Informasi dan Transaksi Elektronik.

 "Jangan unggah ke medsos karena ada UU ITE. Siapa orang yang mengunggah berita palsu, dia diancam hukuman maksimal enam tahun penjara," ujar Setyo di kompleks Mabes Polri, Jakarta, Jumat (16/3/2018).

Baca juga : Kementerian Pertanian Tegaskan Info Telur Palsu Hoaks

 Setyo mengatakan, pihaknya telah mendorong pengawasan Satgas Pangan di daerah yang dipimpin masing-masing Direktur Reskrimsus Polda. Polri mengedepankan upaya persuasif ke masyarakat yang menyebarkan konten hoaks soal telur palsu. Polisi juga akan mencaritahu motif orang-orang yang menyebarkan info tersebut.
Kepala Divisi Humas Polri Irjen (Pol) Setyo Wasisto.
 "Jadi jangan biasa mengunggah kalau kita tidak tahu. Kita sebarkan saja bisa kena," kata Setyo.

 Kepala Satuan Tugas Pangan itu menyatakan, media memiliki peran untuk mengedukasi masyarakat soal itu. Sebab, sebagian masyarakat meyakini isu telur palsu itu benar. Hal tersebut, kata dia, tentu akan menimbulkan keresahan masyarakat.

Baca juga : BIN: 60 Persen Konten Media Sosial adalah Informasi Hoaks

 "Konsumen jadi tidak yakin, jadi ragu saat mau beli di pasar atau toko. Ini juga merugikan para peternak ayam petelur," kata Setyo.

Isu hoaks itu, kata Setyo, bisa mempengaruhi tingkat konsumsi telur yang terbilang rendah. Berdasarkan data, rata-rata orang memakan telur 10,44 kilogram pertahun. Perbulannya tidak sampai sekilo telur.

 "Kalau dihantam dengan isu telur palsu, akan menurunkan konsumsi perkapita. Juga akan menghantam industri peternakan ayam petelur," kata dia.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun