JAKARTA, KOMPAS.com - Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD bersyukur saat namanya dimunculkan oleh masyarakat sipil sebagai sosok yang pantas mendampingi Presiden Joko Widodo sebagai calon wakil presiden (cawapres).
"Tiba-tiba masuk, ya bagus juga perkembangan demokrasi, artinya suara lain dari mainstream itu bisa muncul, dari masyarakat seperti saya," kata Mahfud di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (14/3/2018).
Ia mengaku, bersedia menjadi cawapres Jokowi, namun tidak ingin terlalu aktif untuk menindaklanjutinya.
(Baca juga : Peneliti ICW Nilai Mahfud MD Cocok Jadi Cawapres Jokowi)
Mahfud mengaku, hanya menyerahkan sepenuhnya terhadap mekanisme yang ada di masing-masing parpol serta Jokowi sendiri.
Sebab, kata Mahfud, pada akhirnya yang memutuskan siapa cawapres bagi Jokowi ialah partai koalisi pemerintahan dan Jokowi.
Ia mempersilakan partai-partai mengolah namanya sebagai cawapres Jokowi.
"Saya juga bukan tidak mau karena kalau tak mau itu diartikan sombong. Pada akhirnya kita serahkan ke mekanisme dan itu ada di tangan capres dan partai-partai nanti," kata Mahfud.
(Baca juga : PDI-P Sebut Lebih Baik Cawapres Jokowi dari Parpol)
Ia mengaku, telah menjalin komunikasi secara informal dengan partai-partai yang berada di koalisi pemerintahan.
Namun komunikasi tersebut, kata Mahfud, tak dilakukan secara masif lantaran dirinya tak mau terlibat terlalu aktif dalam hal ini.