Penyebab kecelakaan belum diketahui, namun pihak bandara menyatakan pesawat tidak terkendali ketika mendarat.
Sementara itu, CEO US-Bangla Airlines Imran Asif menuduh pengawas lalu lintas udara Kathmandu yang gaduh.
"Pilot kami merupakan instruktur pesawat Bombardier, jam terbangnya lebih dari 5.000 jam," katanya.
Baca juga : 27 Orang Tewas dalam Kecelakaan Pesawat di Bandara Kathmandu
Seorang sumber dari pihak bandara yang tidak ingin menyebutkan namanya mengatakan, ada kebingungan antara petugas kontrol lalu lintas udara dan pilot terkait nomor landasan pacu di Kathmandu, antara landasan pacu 02 dan landasan pacu 20, yang seharusnya dimaksudkan pesawat untuk mendarat.
Saksi mata menyebutkan, pesawat Bombardier Dash Q400 turboprop buatan Kanada itu jatuh saat melakukan pendekatan kedua ke bandara untuk siap mendarat.
Juru bicara maskapai Kamrul Islam mengtakan, 33 penumpang merupakan warga Nepal, 32 orang berasal dari Bangladesh, satu orang warga negara China, dan satu orang dari Maladewa.
Media lokal melaporkan, banyak penumpang asal Nepal merupakan mahasiswa yang pulang ke rumah untuk berlibur.
Bandara Kathmandu sempat ditutup sebentar setelah peristiwa kecelakaan itu.
Baca juga : Sosialita Turki dan 7 Rekannya Tewas dalam Kecelakaan Pesawat di Iran
Sebagai satu-satunya bandara internasional di Nepal, para ahli berpendapat area pengunungan yang menjulang tinggi ke utara menyulitkan pilot untuk mendarat.