Dataran Tinggi Selatan
Pihak berwenang di Kota Mendi, ibu kota Provinsi Dataran Tinggi Selatan menyatakan, setidaknya 11 warga setempat meninggal dunia.
Proyek pembangunan sumber daya terbesar juga berada dalam zona gempa.
Exxon-Mobil terpaksa menghentikan sementara operasionalnya dan mengevakuasi staf yang tidak berkepentingan. Mereka juga menerbangkan tim peninjau bencana ke wilayah tersebut untuk melihat dampaknya terhadap warga setempat.
Baca juga : Pertama dalam Sejarah, Gunung Api Tak Aktif di Papua Niugini Meletus
Perusahaan Oil Search yang terdaftar di Australia juga harus menghentikan operasionalnya dan menarik stafnya dari lokasi.
"Kami harus mengevakuasi 20 lebih lokasi, yang melibatkan 600 orang lebih dalam 48 jam terakhir," kata Peter Botten, direktur Oil Search.
Industri pengeboran sumber daya alam kini menghadapi kecaman karena banyak warga setempat yang menyalahkan terjadinya gempa akibat adanya ekstraksi minyak dan gas. Sebagian di antaranya mengancam akan melakukan demonstrasi.
Baca juga : China Bangun Infrastruktur di Papua Niugini, Australia Mulai Khawatir
Direktur Divisi Manajemen Geohazards PNG, Chris McKee, berusaha menjelaskan bahwa gempa tersebut tidak terkait dengan aktivitas pengeboran minyak dan gas.
"Gempa bumi terjadi jauh di bawah tanah di mana industri minyak dan gas beroperasi," katanya.