Baca juga: Lansia hingga Marbut Bisa Naik Transjakarta Gratis, Begini Caranya...
Tak hanya itu, menurut Umar, pada jam tersebut yakni 04.20 WIB, Polsek Pameungpeuk melakukan patroli ke TKP dan tidak ditemukan orang di sekitar masjid atau suara dari dalam masjid itu.
"Tidak ada saksi yang melihat langsung kejadian tersebut," ujar Umar. Bahkan, di lokasi pun tidak ditemukan kendaraan roda dua ataupun roda empat.
"Pada baju ditemukan robekan dengan sengaja, bukan akibat dari benda tajam (golok)," ungkapnya.
 Polisi akhirnya melakukan pemeriksaan terhadap korban UR, dengan hasil bahwa UR mengakui peristiwa tersebut merupakan rekayasa yang dilakukannya. Motif dari rekayasa itu dilatarbelakangi masalah ekonomi. UR sebagai marbut merasa tidak diperhatikan.
"Dari fakta-fakta disimpulkan sementara bahwa kejadian tersebut adalah rekayasa korban yang meminta diperhatikan sisi ekonominya dengan penghasilan Rp 125.000 per bulan. Sedangkan motif yang lain atau aktor intelektualnya masih didalami oleh penyidik," ucapnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H