Dua perusahaan maskapai penerbangan Amerika Serikat telah bergabung dengan sejumlah perusahaan lain untuk memutuskan hubungan dengan Asosiasi Senjata Nasional (NRA), menyusul penembakan di sekolah di Florida.
Maskapai United Airlines dan Delta Airlines telah memutuskan tidak lagi memberikan potongan harga bagi anggota NRA.
"United menginformasikan kepada NRA, kami tidak akan lagi menawarkan pitingan harga untuk rapat tahunan mereka dan kami meminta agar NRA mengapus informasi tentang kami dari situs web mereka," tulis United Airlines dalam akun Twitter-nya, Sabtu (24/2/2018).
"Delta mengubungi NRA untuk memberi tahu mereka, kami akan mengakhiri kontrak tarif diskon perjalanan. Kami akan meminta agar NRA menghapus informasi tentang kami dari situs web mereka," tulis Delta Airlines.
Kedua perusahaan tersebut menerbangkan lebih dari 300 juta penumpang setiap tahunnya.
Pembunuhan yang menewaskan 17 orang di Florida itu memicu debat pengendalian senjata di AS.
Para murid yang selamat dalam insiden penembakan di sekolah memainkan peranan penting untuk mendesak perubahan peraturan tentang senjata di AS.
Sejumlah perusahaan yang terkait dengan lobi senjata AS menghadapi seruan boikot. Aktivis juga membanjiri perusahaan mitra NRA dengan komentar di media sosial bertagar #BoycottNRA.
Baca juga : Ketika Trump Mendengarkan Curhat Orangtua Korban Penembakan di Sekolah
Tersangka dalam serangan di Florida bernama Nikolas Cruz (19). Dia dilaporkan terobsesi dengan senjata dan membeli senapan semi otomatis secara ilegal pada tahun lalu, ketika berusia 18 tahun. Â Senjata itu digunakan Cruz dalam penembakan di sekolah.
Selain dua maskapai besar di AS, perusahaan lain yang memutuskan hubungan dengan NRA yaitu Enterprise Holdings, Hertz, perusahaan asuransi Chubb, Symantec, Allied Van Lines dan North American Van Lines, MetLife Inc, dan First National Bank of Omaha.
Apa respon NRA?
NRA, yang mengklaim memiliki lima juta anggota, tidak merespon permintaan untuk memberikan tanggapan mengenai dampak boikot tersebut.
NRA mengatakan, orang yang marah terhadap penembakan tersebut harus fokus pada penyelewengan dalam penegakkan hukum.
Kamis lalu, Kepala eksekutif NRA Wayne LaPierre menyebut "para oportunis" menggunakan tragedi 14 Februari di Florida untuk memperluas pengendalian senjata dan menghapus hak memiliki senjata di AS.
"Mereka benci NRA. Mereka membenci amandemen kedua. Mereka benci kebebasan individu," katanya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H