DHARMASRAYA, KOMPAS.com - Selama ini, masyarakat kerap berebut untuk berfoto bersama Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Tak terkecuali ketika Jokowi berkunjung ke enam kabupaten dan tiga kota di Sumatera Barat dari Rabu (7/2/2018) hingga Jumat (9/2/2018) kemarin.
Meskipun di provinsi itu Joko Widodo-Jusuf Kalla hanya meraih suara 23,1 persen pada Pilpres 2014, masyarakat tetap menyambut kedatangan Jokowi dengan meriah.
 Mereka mengacungkan tangan, berteriak, menangis, bahkan berusaha melewati barikade Paspampres demi bisa bersebelahan dengan Jokowi kemudian mengabadikan momen itu dengan kamera ponsel pribadi.
Kendati demikian, Presiden tak mungkin melayani permintaan foto semua warga yang ia temui sepanjang perjalanan.
Pertimbangannya banyak, mulai dari efektivitas waktu kunjungan hingga soal keamanan. Oleh sebab itu, Jokowi biasanya memilih siapa yang bisa berfoto bersama.
Baca juga : Jokowi: Kalau Ditanya, Pak Presiden Capek? Ya Capek...
Saat memilih, Presiden rupanya punya kriteria tertentu. "Pertama, (warga) yang kelihatannya semangat banget, yang sampai lompat-lompat, nah itu pasti (ditunjuk)," ujar Jokowi saat berbincang-bincang santai dengan wartawan di Mata Air Resto, Kabupaten Dharmasraya.
 Presiden juga akan memilih warga yang banjir keringat untuk berfoto bersama. "Yang bulir-bulir keringetnya gede-gede, yang kayak begitu juga tuh saya panggil," lanjut Jokowi sembari tertawa.
Kriteria itu juga diterapkan saat ia menggelar kuis berhadiah sepeda di penghujung pidatonya.
Jokowi mencontohkan ketika ia menghadiri pembagian Program Keluarga Harapan (PKH) dan Kartu Indonesia Pintar bagi 4.500 orang di Lapangan Bola Koto Agung, Kecamatan Sitiung, Kabupaten Dharmasraya pada hari pertama kunjungan kerjanya di Sumatera Barat.
Baca juga : Jokowi Tegaskan Infrastruktur Bukan Hanya untuk Orang, Melainkan Juga untuk Barang
 Ia ingat betul ketika menunjuk seorang pria paruh baya berkaus hijau dan bercelana pendek loreng serta hanya mengenakan sandal jepit untuk maju ke depan. Pria itu ditunjuk lantaran mengacungkan tangan dengan semangat.
Padahal, pria itu bukanlah peserta penerima PKH atau KIP. Ia berada di luar tenda acara, tepatnya berdiri di luar batas berupa bentangan tali plastik.
"Padahal dia kan di luar itu. Tapi pas mulai (kuis sepeda) diangacungnya semangat benar itu. Pas saya tunjuk dia itu memang kebingungan, benar saya atau bukan ya," kata Jokowi mengenang peristiwa itu.
 Namun, semangat pria itu tidak sia-sia. Meski sempat terbata-bata saat melafalkan Pancasila sebagai pertanyaan kuis, ia akhirnya sukses menyelesaikannya. Ia mendapat satu buah sepeda bertuliskan "Hadiah Presiden Jokowi."
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H