“Sangat menyenangkan untuk bisa merekonstruksi manusia yang lebih elegan, bukan Neanderthal yang beralis tebal. Kita juga sangat senang karena Cheddar Man adalah pria yang hidup setelah Zaman Es, dan penasaran seperti apakah wujudnya,” kata Alfons.
Selain penampilannya, data DNA juga mengungkap bahwa Cheddar Man secara genetis termasuk dalam kelompok Pemburu-pengumpul Barat, orang-orang di zaman Mesolitikum yang berasal dari Spanyol, Hungaria, dan Luksemburg.
Nenek moyang Cheddar Man kemungkinan besar bermigrasi ke Eropa dari Timur Tengah setelah Zaman Es.
Menanggapi hasil rekonstruksi ini, Alfons mengatakan, orang-orang biasanya mendefinisikan diri mereka sendiri dari negara asal mereka. Mereka pun berasumsi bahwa nenek moyang mereka menyerupai mereka. Kini, ada riset baru yang menunjukkan bahwa kita dulunya adalah orang yang benar-benar berbeda dengan susunan genetik yang berbeda pula.
“Orang-orang pasti akan terkejut, dan mungkin temuan ini akan membuat para imigran merasa lebih dilibatkan dalam cerita asal-muasal Inggris. Mungkin ini juga saatnya untuk membuang anggapan bahwa Anda harus memiliki tampilan fisik tertentu untuk berasal dari suatu negara. Nyatanya, kita semua imigran,” katanya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H