Mohon tunggu...
Kompas.com
Kompas.com Mohon Tunggu... Administrasi - Kompas.com

Kompas.com merupakan situs berita Indonesia terlengkap menyajikan berita politik, ekonomi, tekno, otomotif dan bola secara berimbang, akurat dan terpercaya.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Firasat Keluarga di Balik "Anak Tiga Zaman", Buku Terakhir Daoed Joesoef

24 Januari 2018   13:27 Diperbarui: 24 Januari 2018   13:48 699
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Rekam Jejak Anak Tiga Zaman - Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia Daoed Joesoef memberikan buku yang ia tulis Rekam Jejak Anak Tiga Zaman kepada istrinya Sri Soelastri di Kantor Centre for Strategic and International Studies (CSIS), Gambir, Jakarta, Kamis (26/10/2017). Kegiatan peluncuran buku Rekam Jejak Anak Tiga Zaman yang diprakarsai oleh CSIS bersama Penerbit Buku Kompas tersebut menjadi bagian dalam perayaan ulang tahun ke-91 Daoed Joesoef.Kompas/Wawan H Prabowo (WAK)26-10-2017

Buku "Anak Tiga Zaman" merupakan karya terakhir Daoed Joesoef, yang diluncurkan pada November 2017.

Pada Selasa (23/1/2018) tengah malam, Daoed berpulang karena sakit jantung yang dideritanya.

Buku "Anak Tiga Zaman" bercerita tentang perjalanan hidup Daoed. Bagi menantu Daoed, Bambang Pharmasetiawan, kehadiran buku ini memberikan firasat berpulangnya mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu.

 "Entah mengapa, Beliau begitu ngotot untuk menyelesaikan buku tiga zaman itu. Beliau selalu bilang, aduh  buku ini sudah telat," ujar Bambang Pharmasetiawan, di rumah duka, Jalan Bangka VII, Mampang, Jakarta Selatan, Rabu (24/1/2018).

Suasana rumah duka mantan Menteri Pendidikan era Orde Baru Daoed Joesoef di Jalan Bangka VII, Jakarta Selatan, Rabu (24/1/2018).Awalnya, buku itu akan diterbitkan saat perayaan ulang tahun ke-90 Daoed. Namun, tidak kunjung selesai dan baru rampung sekaligus diluncurkan pada November 2017.

Baca juga: Daoed Joesoef di Mata Wapres Kalla...

Ternyata, buku itu menjadi karya terakhirnya. Setelah itu, kondisi kesehatan Daoed mulai menurun.

"Sebelumnya, Beliau masih bisa dinasihatin untuk jangan makan  ini itu, istirahat. Tapi setelah buku itu rampung, Beliau susah dinasihatinya. Seperti Beliau itu sudah melaksanakan apa yang ia kejar," ujar Bambang.

Puncaknya, kondisi kesehatan Daoed menurun pada 1 Januari 2018. Namun, ia menolak untuk dirawat di rumah sakit.

Daoed meminta agar ia dirawat di rumah saja. Permintaan itu terpaksa dituruti keluarga.

Baca juga: Daoed Joesoef Tak Mau Dibawa ke Rumah Sakit Sebelum Rayakan Ulang Tahun Cicitnya

Keluarga baru berhasil membawa Daoed ke rumah sakit pada 20 Januari 2018, setelah merayakan ulang tahun ke-1 cicitnya, Natasha.

"Beliau enggak mau dibawa ke rumah sakit karena mau merayakan ulang tahun cicitnya. Nah setelah selesai perayaan, sorenya baru Beliau mau dibawa ke rumah sakit," ujar Bambang.

Daoed memang sayang sekali dengan sang cicit. Ia sering mengungkapkan bahwa tak menyangka bisa melihat cicit semasa hidup.

Baca juga: Mengenang Daoed Joesoef, Mengenang Emak...

 Bahkan, saat dalam perawatan di rumah sakit, Daoed meminta foto empat generasi keluarganya dipajang di sisi tempat tidurnya.

"Beliau itu sangat bahagia dapat  melihat empat generasinya," ujar Bambang.

Daoed mengembuskan nafas terakhir, Selasa (23/1/2018) pukul 23.55 di Rumah Sakit Medistra.

 Rencananya, jenazah akan dimakamkan di Pemakaman Giri Tama, Bogor, Jawa Barat, Rabu selepas dzuhur.


Almarhum meninggalkan seorang istri, Sri Sulastri; seorang anak, Sri Sulaksmi Damayanti, menantu, Bambang Pharmasetiawan, dua orang cucu serta seorang cicit.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun