"Ini sangat cepat, kita hanya perlu mempercepat proses tersebut hingga 10, 20, atau 30 tahun untuk sesuai dengan aplikasi industri," kata Reith.
Baca juga: Lawan Limbah, Ilmuwan Usulkan Aspal dari Puntung Rokok
John Parsons, pemilik lokasi tambang di Kilkivan, menyebut bakteri yang ditemukan di tanahnya bekerja untuk menyaring mineral lain seperti perak dan tembaga. Dia menyebut bakteri ini membuat potongan kecil emas dari hal tersebut, biji demi biji dan lapis demi lapis.
Dalam menemukan bakteri tersebut, Parsons bekerja dengan Reith dan koleganya. Temuan yang dipublikasikan dalam jurnal Chemical Geology tahun lalu itu, menggali berapa lama proses penyulingan bakteri berlangsung.
Reith menyebut bahwa bakteri tersebut memiliki kekuatan untuk mengubah praktik daur ulang limbah elektronik.
"Manfaat lingkungan dari hal ini sangat sulit dipercaya," kata Parsons.
"Para bankir dan pemegang saham semua melihat sisi lingkungan dari berbagai hal... manfaat lingkungan adalah keuntungan ekonomi," sambungnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H