KOMPAS.com - Apakah Anda punya handphone atau perangkat elektronik yang tak lagi terpakai? Apa yang Anda lakukan pada sampah elektronik tersebut?
Jika Anda berpikir untuk membuangnya, mungkin penelitian ini akan mengubah pemikiran tersebut.
Sebuah penelitian di Australia sedang mengembangkan tambang emas dari limbah elektronik milik Anda. Para ahli geologi Australia telah menemukan bakteri yang dapat mengambil jejak emas dalam limbah elektronik tersebut dan mengubahnya menjadi potongan emas.
"Dalam limbah elektronik ada banyak emas," ungkap Frank Reith, associate professor di University of Adelaide dikutip dari ABC News, Senin (22/01/2018).
Baca juga: Mengkhawatirkan, Limbah Elektronik Dunia Capai 9 Piramida Giza
Menurut associate professor dari University of Adelaide Frank Reith, Temuan ini akan sangat berarti bagi perusahaan tambang. Selain itu, ini akan mengubah wajah limbah elektronik yang saat ini jumlahnya terus mengkawatirkan.
"Kita membutuhkan teknik tanpa dampak kesehatan, komunitas, atau lingkungan untuk (memulihkan) logam mulia yang ada di smartphone atau komputer semua orang," ujar Reith.
"Saat ini sebagian besar dilakukan di luar negara dunia pertama, dengan teknik yang tidak semudah yang seharusnya," imbuhnya.
Sekarang, Reith dan timnya bergabung dengan sebuah perusahaan rintisan di New Zealand bernama Mint Innovation untuk menemukan solusinya. Perusahaan ini tengah menjalankan program percontohan teknik pemulihan emas limbah eletronik yang rencananya diluncurkan pada 2019.
"Kami bekerja dengan limbah elektronik sebagai bahan baku, dan sedang menguji coba sebuah proses yang menggunakan mikroba sebagai metode untuk memurnikan logam mulia dari campuran logam lain yang dikandung dalam papan sirkuit tua," ungkap Dr Ollie Crush, Chief strategy officer dalam penelitian ini.
Para peneliti juga memeriksa biji emas dari West Coast Creek, sebuah anak Sungai Maria, Kilkivan, Queensland, Australia. Hasilnya, mereka menemukan bahwa proses daur ulang emas bisa memakan waktu 17 hingga 58 tahun.