Faktor utama berasal dari nilai dolar AS berada pada posisi tertinggi pada 2017, sehingga membuat biaya perjalanan menjadi jauh lebih mahal bagi wisatawan dari negara lain.
Namun, mereka juga menyalahkan pernyataan-pernyataan keras anti-imigran Presiden Trump, termasuk larangannya bagi warga dari negara-negara yang mayoritas penduduknya Muslim untuk berkunjung ke AS.
'Omong kotor'
Pada Kamis lalu, dalam pertemuan dengan anggota senat dan kongres untuk membahas masalah imigrasi, Presiden Trump melontarkan ucapan yang dianggap kotor.
"Mengapa orang-orang dari negara 'lobang kotoran' itu berdatangan ke sini," katanya.
Awalnya tak ada yang membantah dia mengeluarkan kalimat itu. Tetapi selang sehari kemudian, Trump mengeluarkan cuitan di Twitter.
"Bahasa yang saya gunakan dalam pertemuan itu memang keras, tapi saya tidak menggunakan istilah (shithole) itu."
Pada kuartal pertama 2017, kunjungan turis asing ke AS turun 4,2 persen, jika dibandingkan pada tiga bulan pertama 2013, yang naik 6,4 persen, ketika Barack Obama memulai periode keduanya sebagai presiden.
"Ini bukan pencapaian untuk mengatakan retorika dan kebijakan pemerintahan ini mempengaruhi sentimen di seluruh dunia, mengakibatkan antipati terhadap AS dan mempengaruhi perilaku perjalanan wisata," kata Adam Sacks, pimpinan Tourism Economics.
Perusahaan riset ini mengeluarkan laporan pada September 2017 yang memperkirakan arus masuk wisatawan akan menurun dari Januari sampai Maret 2018 sehingga akan membebani ekonomi AS sekitar 4,2 miliar dolar AS atau Rp 55,9 triliun.