FM tidak menyangka suratnya akan dibalas Ahok ataupun akan diminta Ahok menghubungi stafnya guna pengurusan ijazah FM.
Setelah meminta saran sahabat-sahabatnya, FM akhirnya menghubungi staf Ahok. FM mengatakan, keluarganya sejak awal tidak tahu kalau dirinya mengirim surat untuk Ahok.
 Ia mengatakan, selama ini tidak berani datang ke sekolah untuk mengambil ijazah karena masih memiliki tunggakan. Dia berpikir tunggakan adalah kewajiban yang harus dia bayar.
Setelah mendapat balasan dari Ahok dan staf Ahok meminta persyaratan yang harus dipenuhi, FM datang ke sekolah.Â
Setelah mendengar permintaan FM soal rincian utang, karena akan dibayar Ahok, pihak sekolah justru mengatakan ijazahnya bisa diambil tanpa harus membayar apa-apa.
 "Ijazah saya langsung dikasihkan begitu saja dan mereka bilang saya sudah tidak ada tunggakan apa pun lagi," kata FM.
 FM mengatakan, sejak awal dirinya tidak pernah menyalahkan pihak sekolah dalam kasus itu. Dia dan keluarga menyadari bahwa tunggakan adalah kewajiban yang harus dibayar. Itu sebabnya selama ini dia tidak pernah datang ke sekolah untuk mengambil ijazah sampai dia mendapat surat balasan dari Ahok.
 "Saya pribadi dan keluarga juga sadar bahwa membayar biaya operasional sekolah itu kewajiban," ujar FM.
Kepala SMA Negeri 3 Lamongan Wiyono mengakui, FM adalah siswinya.
 "Memang siswi saya, angkatan 2016/2017," ujar Wiyono.
Baca juga: Kepala SMAN 3 Lamongan Akui Penulis Surat untuk Ahok adalah Siswinya