Sementara, dalam bentuk kehidupan yang lain, biji-biji buah-buahan jatuh di berbagai tempat dibawa burung-burung. Tunas muda tumbuh menembus tanah untuk kemudian berkembang menjadi pohon dan menghasilkan buah.
Hewan-hewan di udara lantas menyantap buahnya dan membuang biji-bji buah itu ke atas tanah untuk kemudian tumbuh menjadi tunas baru.
Kelahiran kita
Pertanyaannya kemudian: jika kita hidup di dalam sebuah sistem siklus, apakah Natal kita atau keberadaan kita saat ini di sini adalah sebuah bentuk kehidupan yang linear: lahir, mati, lalu selesai?
Jika ya, berarti keberadaan kita berjalan di luar sistem kehidupan yang menaungi dan menjadi bagian tak terpisahkan dari keberadaan kita di semesta.
Atau, tidakkah kelahiran kita juga adalah sebuah siklus kehidupan? Artinya, kita kembali berkali-kali ke Bumi ini melewati banyak kehidupan.
Jika Anda berani bertanya, bisa jadi Anda akan menemukan jawaban-jawaban yang mungkin akan muncul secara tak terduga.
Guru akan datang ketika muridnya siap, kata orang bijak.
Lepas dari pertanyaan itu, siklus Natal yang datang setiap tahun bisa dimaknai sebagai momen untuk memperbarui kualitas kemanusiaan kita.Â
Natal menjadi proses tanpa akhir untuk membentuk diri menjadi pribadi seperti Yesus yang mencintai manusia tanpa batas-batas tembok.Â
Yesus diimani kekristenan sebagai Tuhan yang mencintai manusia semata-mata karena manusia berharga dalam kemanusiaannya secara utuh.