Mohon tunggu...
Kompas.com
Kompas.com Mohon Tunggu... Administrasi - Kompas.com

Kompas.com merupakan situs berita Indonesia terlengkap menyajikan berita politik, ekonomi, tekno, otomotif dan bola secara berimbang, akurat dan terpercaya.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Siklus Natal dan Kelahiran Kita

24 Desember 2017   20:15 Diperbarui: 24 Desember 2017   21:11 873
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dengan luas alam semesta yang tak terjangkau oleh ilmu pengetahuan saat ini, di luar konstelasi 12 zodiak semestinya juga ada siklus-siklus astronomi yang lebih besar.

Tradisi Hindu kuno mencatat sebuah siklus yang amat besar yang disebut yuga. Dalam kosmologi Hindu satu situs besar yang disebut mahayuga berlangsung selama 4,3 juta tahun kalender Masehi.

Satu siklus mahayuga tersebut terdiri dari empat zaman yaitu krtayuga, trtayuga, dwaparayuga, dan kaliyuga. Empat zaman itu juga kerap disebut sebagai zaman emas, perak, perunggu, dan besi.

Di Bumi

Tidak hanya benda-benda langit yang berada dalam sistem siklus. Bumi dan segala isinya yang bisa kita amati juga berada dalam sistem ini.

Tidakkah Anda tertarik merenungi tentang air yang notabene merupakan elemen terbesar tubuh manusia? Lebih dari 60 persen tubuh manusia adalah air. Tanpa air, manusia pasti mati.

Air adalah elemen penting dalam hidup manusia. Air adalah sumber kehidupan. Air menyuburkan tanah tempat tumbuh-tumbuhan hidup dan berkembang.

Dari manakah air berasal? Di manakah semua air di muka Bumi ini bermuara? Bukankah air juga mengalir dalam sebuah siklus?

Panas Matahari di atas samudera mengangkat air menjadi uap dalam bentuk awan yang kemudian bergerak ditiup angin ke daratan dan turun dalam bentuk hujan. Di daratan air mengalir di banyak tempat, terus bergerak mencari dataran yang lebih rendah.

Ke manakah air yang keluar dari tubuh kita? Keluar di kamar mandi, tak sedikit yang keluar di sudut-sudut kota berbau pesing lalu masuk selokan yang kotor dan bau. Air selokan kemudian menyatu dengan air kali dan mengalir kembali ke samudera.

Di samudera proses kondensasi yang sama kembali terulang. Air terangkat oleh panas Matahari, menguap, dan menggumpal menjadi awan untuk kembali turun ke daratan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun