KOMPAS.com - Apakah Kamu sedang bingung memilih hadiah Natal untuk orang tersayang? Yah, terkadang berbelanja memang bukan hal yang gampang.
Kabar buruknya adalah seiring bertambahnya usia seseorang, keputusan untuk memilih hadiah yang harus dibeli akan menjadi semakin susah.
Riset yang melibatkan 2.000 orang di Amerika Serikat menemukan fakta, Â orang-orang berusia 50-an tahun kurang percaya diri untuk menemukan hadiah yang sangat sesuai.
Sementara, riset tersebut membuktikan, kepercayaan diri kaum milenial dalam memilih hadiah lebih besar.
Hasil menunjukkan seseorang berusia di atas 55 tahun, dua kali lipat lebih mungkin menganggap diri sebagai pemberi hadiah yang mengerikan.
Jumlah itu amat tinggi jika dibandingkan dengan mereka yang datang dari kelompok usia 20an dan 30an tahun.
Penelitian yang dipimpin oleh Trunk Club menemukan kenyataan, stres dan kekhawatiran akan berdampak besar pada kebahagiaan saat usia bertambah.
Baca juga : Perjalanan Bermobil dengan Anak Saat Libur Natal? Simak Tips Ini
Hanya sekitar 11 persen orang di atas 55 tahun yang antusias dengan momen berbelanja di hari libur. Sementara itu, generasi milenial mencapai 32 persen.
Hampir 48 persen mereka yang berusia sekitar 50 tahun kurang menikmati momen belanja. Angka itu jauh lebih tinggi dibandingkan generasi milenial yang hanya mencapai 27 persen.
Tidak peduli berapa pun umur kita, riset juga menemukan fakta, berbelanja untuk pasangan adalah yang tersulit.
Kemudian, yang membuat keadaan semakin sulit, rata-rata orang membeli hadiah untuk tujuh orang setiap musim liburan.
Dengan begitu, masuk akal jika empat dari 10 orang menggambarkan belanja liburan sebagai hal yang mengundang stres, dan 26 persen menggambarkannya sebagai masa frustasi.
Linda Bartman, Chief Operating Officer di Trunk Club, mengatakan, musim liburan adalah waktu yang sibuk untuk menemukan hadiah yang sempurna bagi orang tersayang.Â
"Hasil penelitian menunjukkan, ini tidak akan menjadi lebih mudah saat usia semakin tua."
"Setiap tahun kita harus menemukan hadiah yang tepat dan terus bisa menjadi kendala," ucap Linda Bartman.
Sekitar 55 persen orang AS meminta bantuan untuk membeli hadiah. Biasanya, mereka meminta bantuan pada pasangan.
Sementara itu, 45 persen pria cenderung mengandalkan pasangan mereka untuk meminta bantuan saat memilih hadiah.
Mayoritas pria dengan persentase 55 persen selalu meminta saran dari pasangan mereka saat membeli hadiah.
Sedangkan hanya 38 persen wanita yang mengaku melakukan hal yang sama.
Jika mereka tidak dapat menemukan hadiah yang tepat, 28 persen dari peserta riset memilih untuk tidak memberi hadiah sama sekali.
Dua pertiga lainnya memberi kartu saat mereka tidak dapat menemukan hadiah yang sempurna.
Dan, ketika kita merasa frustasi saat membeli hadiah untuk orang lain, riset Trunk Club menemukan fakta godaan berbelanja untuk diri sendiri seringkali lebih kuat.
Sekitar 15 persen peserta riset selalu membeli sesuatu untuk mereka sendiri saat momen belanja di hari libur, daripada untuk teman atau pasangan mereka.
Responden survei juga melaporkan, biaya yang digunakan untuk berbelanja hadiah mencapai 365 dollar AS atau berkisar hampir Rp 5 juta.
Sementara itu, pengeluaran karena godaan belanja untuk diri sendiri saat berbelanja hadiah mencapai 111 dollar AS, atau sekitar Rp 1,5 juta.
Itu berarti, orang AS menghabiskan 23 persen dari anggaran belanja liburan mereka sendiri!
Dengan anggaran terbatas dan pemahaman bahwa belanja Natal adalah tindakan tanpa pamrih, 39 persen merasa bersalah karena mengeluarkan uang untuk diri sendiri.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H