KOMPAS.com-Dampak negatif pemakaian ponsel dalam jangka panjang bagi kesehatan masih menjadi perdebatan hingga kini. Sejumlah penelitian menyebut, penyakit kanker, kesehatan mental, insomnia, hingga masalah reproduksi merupakan akibat dari penggunaan ponsel dalam jangka panjang.
Meski masih mengundang perdebatan, departemen kesehatan negara California mengeluarkan himbauan untuk mengurangi penggunaan ponsel pintar.
Meski demikian, laporan yang dikeluarkan departemen negara bagian AS tersebut tidak secara tegas melarang penggunaan ponsel pintar. Mereka hanya sebatas memberi saran untuk mengurangi penggunaan smartphone dan gadget kepada warga negara AS.
Himbauan tersebut muncul dari riset yang dilakukan departemen tersebut dan hasilnya menunjukkan penggunaan ponsel dalam jangka panjang memang berdampak buruk bagi tubuh manusia.
Penyebab utamanya tak lain adalah sinyal frekuensi radio (radio frequency/ RF) yang dikeluarkan ponsel saat beroperasi.
Berdasarkan informasi yang dihimpun KompasTekno dari Daily Mail,Kamis(21/12/2017), sinyal RF dikategorikan sebagai sebuah radiasi yang dapat menonaktifkan sistem imun dalam tubuh yang terdapat pada jaringan otak.
Ibarat saringan, sistem imun tersebut berfungsi sebagai pelindung otak dari zat berbahaya yang mungkin masuk melalui aliran darah ke otak. Jika sistem imun tersebut tidak berfungsi, maka dinding sel pembuluh darah akan menipis.
Akibatnya, kemungkinan lolosnya zat berbahaya ke jaringan otak juga semakin besar. Tentu saja ini berpotensi pada kerusakan jaringan otak secara permanen. Â
Seperti yang sudah diketahui sebelumnya, jaringan otak merupakan pusat koordinasi dari seluruh jaringan tubuh manusia. Jika kerusakan terjadi pada jaringan otak, maka berbagai masalah kesehatan termasuk kanker dan gangguan akan muncul dengan sendirinya.
Departemen kesehatan California juga menyebutkan bahwa masalah kesehatan akibat radiasi ponsel memiliki pengaruh lebih kuat pada anak-anak. Karena itulah, lebih baik jika orang tua tidak memberikan ponsel sebagai mainan anak-anak.
Sebelumnya, otoritas keselamatan radiasi dan nuklir di Finlandia juga menemukan bukti bahwa satu jam radiasi sinyal RF pada ponsel berpengaruh pada kerusakan jaringan otak dan mutasi sel tubuh. Dampaknya baru akan semakin terasa ketika kerusakan dan perubahan sel tubuh terakumulasi dalam jangka waktu lama.
Belum lagi fakta bahwa pengguna ponsel semakin banyak belakangan ini. Akibatnya, sinyal RF yang dihasilkan akan semakin banyak.
Meski tidak dilarang, ada baiknya bagi pengguna ponsel, juga untuk di Indonesia, untuk memanfaatkan perangkat secara bijak dan tidak berlebihan. Dengan begitu, pengguna dapat meminimalisir dampak buruk penggunaan ponsel dalam jangka panjang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H