Perasaan yang nyaris sama juga dirasakan orangtua kandungnya, ketika menunggu kedatangan Kati.
"Apa yang bisa saya katakan kepadanya saat bertemu? Apakah akan membantu kalau saya minta maaf? Tidak. Sepuluh ribu kata maaf tidak akan cukup," ungkap Lida.
'Ibu sangat menyesal'
Akhirnya, Lida, Fenxiang dan kakak kandung Kati tiba di atas jembatan legendaris itu. Sambil berjalan, mereka memandang setiap orang yang lalu-lalang di hadapannya.
"Saya melihatnya!" Lida tak kuasa menahan bahagia. "Di mana?" sang ibu, Fenxiang, tidak kalah penasaran. "Di sana..."
Kanti akhirnya bertemu orangtua kandung dan saudara perempuannya. Tangisan kebahagiaan pun tumpah di atas jembatan. Mereka saling berpelukan. "Akhirnya, aku melihatmu. Ibu sangat menyesal. Maafkan ibumu. Akhirnya, aku bertemu denganmu, nak."
Setelah pertemuan ini, Kati menghabiskan beberapa hari untuk mengenal keluarga kandungnya. Mereka makan, belanja serta menghidupkan petasan secara bersama untuk merayakan kehadiran anaknya yang hilang itu.
"Mereka sangat peduli. Dan yang sangat lucu, ibu kandung saya mengatakan 'oh kasihan, kamu sangat kurus'. Tapi kemudian saya menatap kakak saya: dia jauh lebih kurus."
"Dia sangat peduli. Sepanjang perjalanan, dia trus saja meminta saya makan semuanya. Hal-hal kecil seperti itu ..."
Tidak merasa harus memaafkan
Keesokan harinya, sang ayah menunjukkan lokasi dia meninggalkan Kati saat masih bayi. "Saya tahu ada yang menemukanmu, karena saya mendengar kamu menangis." Lida mencoba mengenang lagi.