NEW YORK, KOMPAS.com - Pelaku pengeboman Terminal Bus Pelabuhan Manhattan, Amerika Serikat (AS), Akayed Ullah, mengaku melakukan aksinya sebagai ajang balas dendam.
Ullah ditangkap dengan menderita luka serius pasca-ledakan yang terjadi di terminal bus yang dekat dengan Times Square Senin (11/12/2017).
Kepolisian New York (NYPD) seperti dikutip oleh New York Post menyatakan, Ullah menderita luka bakar di tangan dan perutnya.
Selain itu, pemuda 27 tahun asal Bangladesh yang tinggal di Brooklyn selama tujuh tahun terakhir tersebut juga menderita sejumlah luka lain.
Ullah kemudian langsung dilarikan ke Rumah Sakit Bellevue.
Baca juga : Bom Meledak di Terminal Bus Manhattan
Kepada polisi, Ullah menyatakan bahwa dia melakukan aksinya untuk membalas dendam.
"Mereka sering membombardir negara saya. Karena itu, saya ingin menimbulkan kerusakan di sini," kata Ullah ditirukan oleh petugas yang berada di samping ranjangnya.
Dari hasil pengembangan yang dilakukan polisi, Ullah adalah mantan sopir taksi yang surat izinnya telah habis masa berlakunya.
Ledakan di Manhattan
NYPD juga melansir, Ullah bermaksud melakukan aksi bom bunuh diri. Dalam pengakuannya, bom rakitan berbentuk pipa itu direkatkan ke perutnya.
Sasaran sebenarnya bukanlah terminal bus. Namun, bom tersebut meledak secara prematur. Melukai Ullah dan tiga orang lainnya.
Adapun ketiga orang yang terluka telah dibawa ke rumah sakit Mount Sinai West dan Mount Sinai Queens.
Wali Kota New York, Bill de Blasio mengatakan bahwa aksi Ullah sudah jelas merupakan bentuk terorisme.
"Untungnya, pelaku tidak berhasil mencapai tujuannya," ujar De Blasio.
Sementara Gubernur Manhattan, Andrew Cuomo berujar bahwa serangan itu menjadi ancaman bagi demokrasi dan kebebasan di AS.
Baca juga : Pelaku Pengeboman Terminal Bus Manhattan Diduga Anggota ISIS
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H