Mohon tunggu...
Kompas.com
Kompas.com Mohon Tunggu... Administrasi - Kompas.com

Kompas.com merupakan situs berita Indonesia terlengkap menyajikan berita politik, ekonomi, tekno, otomotif dan bola secara berimbang, akurat dan terpercaya.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Kupas Habis Difteri, Bagaimana Penyakit Kuno Jadi "Hantu" pada 2017?

11 Desember 2017   18:15 Diperbarui: 11 Desember 2017   18:20 608
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Nah, bagaimana jika Anda sudah terlanjur difteri?

Satu-satunya jalan yang dapat dilakukan adalah mengonsumsi antitoksin dan antibiotik untuk menyingkirkan infeksi. Antitoksin akan menjaga tubuh dari bahaya lebih lanjut yang disebarkan racun, sedangkan antibiotik akan membunuh bakteri dalam 14 hari.

Baca Juga: Penyakit Asam Lambung Makin Umum, Apa Sebabnya?

Tanpa pengobatan, difteri dapat menjadi masalah serius yang menyebabkan kematian.

Namun, menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC) di AS, meski seseorang dengan difteri telah mendapatkan pengobatan, dia masih berpeluang meninggal. Rasionya yakni satu dari 10 orang untuk dewasa dan satu dari lima untuk anak balita.

Sementara itu, yang tidak mendapat mengobatan, peluang meninggalnya satu dari dua pasien.

Mengapa difteri masih menjadi wabah di beberapa negara?

Salah satu alasan dan faktor utama infeksi dapat muncul kembali adalah karena vaksinasi yang dilakukan saat masih bayi atau balita di bawah 80 persen. Penolakan vaksin masih ada.

Banyaknya orangtua yang tidak mengindahkan vaksin, atau menyepelekan pentingnya vaksin lengkap untuk bayi, dapat meningkatkan penyakit-penyakit menular ini muncul dan menyerang.

Selain vaksin, faktor kekurangan gizi dan buruknya perawatan medis juga dapat memicu munculnya penyakit ini.

Oleh sebab itu, bukan tidak mungkin jika penyakit yang telah hilang ini sewaktu-waktu dapat muncul kembali.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun