Mohon tunggu...
Kompas.com
Kompas.com Mohon Tunggu... Administrasi - Kompas.com

Kompas.com merupakan situs berita Indonesia terlengkap menyajikan berita politik, ekonomi, tekno, otomotif dan bola secara berimbang, akurat dan terpercaya.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Tewas Terbunuh, Ini Sepak Terjang Mantan Diktator Yaman

5 Desember 2017   08:29 Diperbarui: 5 Desember 2017   09:07 633
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto ini diambil pada 18 November 2006, memperlihatkan mantan presiden Yaman, Ali Abdullah Saleh, tiba di Istana Elysee di Paris, Perancism untuk bertemu dengan mantan presiden Perancis, Jacques Chirac. (AFP/Patrick Kovarik)

Foto ini diambil pada 18 November 2006, memperlihatkan mantan presiden Yaman, Ali Abdullah Saleh, tiba di Istana Elysee di Paris, Perancism untuk bertemu dengan mantan presiden Perancis, Jacques Chirac. (AFP/Patrick Kovarik)
SANAA, KOMPAS.com - Mantan presiden Yaman, Ali Abdullah Saleh, terbunuh pada Senin (4/12/2017), ketika terjadi bentrokan antara kelompok pemberontak Huthi dan loyalisnya.

Dilansir dari AFP, Saleh pernah memerintah Yaman selama lebih dari tiga dekade dengan tangan besinya, menjadikannya pemain kunci yang lama setelah pengunduran dirinya pada 2012.

Dia sangat ahli menavigasi politik Yaman yang kompleks. Dia bahkan selamat dari perang saudara, pemberontakan di utara, pemberontakan Al Qaeda di selatan, dan serangan bom pada Juni 2011 di istananya yang membuatnya terluka parah.

Pada 2014, dia bersekutu dengan mantan musuhnya, pemberontak Huthi dari utara Yaman, untuk membalas dendam kepada orang-orang yang memaksanya turun dari kekuasaan.

Baca juga : Presiden Yaman Minta Masyarakat Bersatu Lawan Kelompok Pemberontak

Pria bertubuh besar dengan mata tajam dan kumis, Saleh merupakan orang paling kuat di Yaman.

Pada 2015, panel ahli PBB menuduhnya melakukan korupsi dengan uang yang terkumpul mencapai 60 miliar dolar Amerika Serikat, padahal Yaman mengalami kemiskinan selama 33 tahun kekuasaannya.

Saleh berasal dari minoritas Zaidi yang sama dengan Huthi. Dia bergabung dengan tentara pada usia 20 tahun dan mengambil bagian dalam kudera 1962 terhadap pemimpin Yaman Zaidi.

Perang sipil enam tahun berikutnya berakhir dengan kemenangan bagi nasionalis yang didukung Mesir pada 1968, membentuk Republik Arab Yaman, yang juga dikenal sebagai Yaman Utara.

Baca juga : Mantan Presiden Yaman Dikabarkan Terbunuh dalam Pertempuran di Sanaa

Beberapa bulan sebelumnya, Yaman Selatan yang independen dibentuk menyusul penarikan Inggris, kemudian menjadi Republik Demokratik Rakyat Yaman yang dikuasai komunis.

Yaman Selatan menjadi satu-satunya negara komunis di Timur Tengah. Selanjutnya, negara itu bersatu dengan Yaman Utara pada 22 Mei 1990 untuk membentuk Republik Yaman.

Saleh tewas pada usia 75 tahun. Kematiannya akan mengubah jalan politik di Yaman, negara yang dicengkeram konflik selama tiga tahun terakhir.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun