"Setelah selesai dibangun, Rumah Sakit Indonesia tersebut akan secara inklusif, tak memandang latar belakang, suku maupun agama, bagi seluruh masyarakat setempat," kata Arrmanatha.
Peletakan batu pertama ini menandakan dimulainya pembangunan tahap kedua pembangunan akomodasi staf medis dan tahap ketiga pembangunan gedung utama.
Tahap pertama pembangunan untuk pemetaan dan konstruksi pagar sebelumnya telah selesai sejak September 2017.
(Baca juga: Bantuan Indonesia untuk Rohingya Tiba di Myanmar)
Berdasarkan siaran pers Kementerian Luar Negeri, peresmian rumah sakit itu dilakukan tanpa dihadiri Menteri Luar Negeri Retno Marsudi karena tak ada jaminan keamanan yang diberikan militer Myanmar.
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi batal menghadiri acara ini karena imbauan dari pemerintah Myanmar yang menyebut lokasi pembangunan rumah sakit Indonesia berada di wilayah utara Rakhine yang dipandang rawan.
Pemerintah Myanmar tidak bisa memberikan pengamanan optimal sesuai standar untuk tamu resmi pemerintah setingkat menteri mengingat pasukan keamanan Myanmar sedang difokuskan menjaga pertemuan tingkat menteri Asia-Eropa di Naypyidaw yang juga dihadiri Retno.
Sebelum bantuan pendirian rumah sakit, Indonesia juga telah menyampaikan bantuan 1 juta dollar AS untuk pembangunan empat sekolah pada 2014, 10 kontainer bantuan kebutuhan dasar untuk warga Rohingya pada Desember 2016 dan pembangunan 2 sekolah di Sittwe yang telah diresmikan Retno Januari tahun ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H