Baca juga: Pedagang Keluhkan Blok G Tanah Abang yang Tergenang Ketika Hujan
Ranti juga merasakan hal yang sama. Bahkan, pedagang pakaian di Blok G itu lebih memilih menutup lapaknya lebih awal ketimbang menunggu air surut.
"Kalau enggak hujan, yang belanja lumayan, sehari bisa ngantongin Rp 700.000-an. Begitu banjir, nyari Rp 500.000 saja susah," kata Ranti.
Kawasan Tanah Abang yang masih rawan tindak kejahatan
Selain genangan air, hal lain yang dikeluhkan pedagang adalah masih maraknya tindak kejahatan di Tanah Abang. Pedagang menyebut, salah satu faktor sepinya pengunjung ke Blok G disebabkan banyaknya preman di sana. Tak jarang, si preman "memeras" pengunjung.
Salah satu korban "pemerasan" preman Tanah Abang adalah seorang wartawati dari salah satu media nasional.
Berdasarkan keterangan beberapa PKL yang dijumpai Kompas.com di Blok G, pengunjung diimbau lebih waspada. Para preman biasanya beraksi pada sore menjelang malam hari setelah selesai menarik jatah iuran harian dari para PKL.
Baca juga: Sebentar Lagi Tanah Abang Akan Diubah Jadi seperti Grand Bazaar Istanbul
"Mereka biasanya selesai narik iuran, kadang suka minum-minum sampai mabuk. Nah, kalau sudah ada yang mabuk, suka rusuh, lebih hati-hati saja," kata Agus, salah seorang PKL di sana.
Agus mengatakan, biasanya para preman itu mengincar perempuan yang berdandan mencolok atau ketika sedang terlihat kebingungan.
"Biasanya dipalak. Karena mereka juga enggak sendiri, pasti banyakan (dalam jumlah banyak)," ujarnya.