Mohon tunggu...
Kompas.com
Kompas.com Mohon Tunggu... Administrasi - Kompas.com

Kompas.com merupakan situs berita Indonesia terlengkap menyajikan berita politik, ekonomi, tekno, otomotif dan bola secara berimbang, akurat dan terpercaya.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Enam Jam di Tanah Abang, Jajal Jadi PKL hingga Dengar Keluh Kesahnya

20 November 2017   07:59 Diperbarui: 20 November 2017   08:27 1064
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Baca juga: Pedagang Keluhkan Blok G Tanah Abang yang Tergenang Ketika Hujan

Blok G Tanah Abang terendam banjir.Ranti juga merasakan hal yang sama. Bahkan, pedagang pakaian di Blok G itu lebih memilih menutup lapaknya lebih awal ketimbang menunggu air surut.

"Kalau enggak hujan, yang belanja lumayan, sehari bisa ngantongin Rp 700.000-an. Begitu banjir, nyari Rp 500.000 saja susah," kata Ranti.

Kawasan Tanah Abang yang masih rawan tindak kejahatan

Selain genangan air, hal lain yang dikeluhkan pedagang adalah masih maraknya tindak kejahatan di Tanah Abang. Pedagang menyebut, salah satu faktor sepinya pengunjung ke Blok G disebabkan banyaknya preman di sana. Tak jarang, si preman "memeras" pengunjung.

Salah satu korban "pemerasan" preman Tanah Abang adalah seorang wartawati dari salah satu media nasional.

Berdasarkan keterangan beberapa PKL yang dijumpai Kompas.com di Blok G, pengunjung diimbau lebih waspada. Para preman biasanya beraksi pada sore menjelang malam hari setelah selesai menarik jatah iuran harian dari para PKL.

Baca juga: Sebentar Lagi Tanah Abang Akan Diubah Jadi seperti Grand Bazaar Istanbul

"Mereka biasanya selesai narik iuran, kadang suka minum-minum sampai mabuk. Nah, kalau sudah ada yang mabuk, suka rusuh, lebih hati-hati saja," kata Agus, salah seorang PKL di sana.

Pengguna jalan melintas diantara Pedagang Kaki Lima (PKL) yang berdagang di atas trotoar di Tanah Abang, Jakarta, Kamis (26/10/2017). Meskipun sudah ditertibkan, para PKL tersebut masih berjualan di atas trotoar dengan alasan Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan Sandiaga Uno telah berjanji tidak akan mengusir PKL di Jakarta.Agus mengatakan, biasanya para preman itu mengincar perempuan yang berdandan mencolok atau ketika sedang terlihat kebingungan.

"Biasanya dipalak. Karena mereka juga enggak sendiri, pasti banyakan (dalam jumlah banyak)," ujarnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun