MAGELANG, KOMPAS.com - Hujan mulai turun di kawasan sekitar Candi Borobudur, Minggu (19/11/2017). Para peserta Bank Jateng Borobudur Marathon (BJBM) 2017 terus berusaha berusaha berlari hingga garis finish.
Di tengah guyuran hujan yang tidak terlalu deras, seorang ibu yang usianya sudah tidak muda lagi, berdiri didepan rumahnya. Nenek ini tidak sekadar menonton para pelari Bank Jateng Borobudur Marathon. Â
 Lebih dari itu, ia ternyata berinisiatif untuk terlibat lebih dalam lagi. Ibu Siti Waliqah, nama sang nenek ini.
Tangannya yang tampak sudah berkerut, menggenggam sebuah air minum dalam kemasan dan memberikan kepada para peserta Bank Jateng Borobudur Marathon (BJBM) 2017 yang melintas di jalan depan rumahnya.
Nenek ini bukan panitia Borobudur Marathon. Ia warga biasa yang dengan inisiatif dan keramahannya, membagi-bagikan air minum dalam kemasan secara sukarela dan gratis tentunya.
Banyak peserta Borobudur Marathon yang menghampiri, membuat tanganya berkali-kali mengambil air minum dari dalam kardus karena di atas meja telah habis.
Sesekali, tangannya mengusap air hujan yang menetes di wajahnya. Meski kerudungnya mulai basah, namun tak membuat Ibu Siti lantas berteduh. Ia terus membagikan air mineral kepada para peserta Borobudur Marathon.
 Demi menolong dan membantu sesama, inilah alasan yang dilakukan oleh Ibu Siti Waliqah, warga RT 1/ RW 8 Bumisegoro, Borobudur, Magelang.
Ibu berusia 68 tahun ini dengan ikhlas hati membeli air minum dalam kemasan dan membagikan secara gratis kepada para peserta Bank Jateng Borobudur Marathon 2017.
 "Ini air minum saya bagikan gratis, Mas, untuk para peserta Borobudur Marathon. Tidak bayar," ujar Ibu Siti Waliqah saat ditemui Kompas.com di depan rumahnya, Minggu (19/11/2017).
Ibu Siti menceritakan, setiap tahun selalu menonton Borobudur Marathon. Pada dua tahun lalu, saat menonton di depan rumahnya, banyak peserta yang mengeluh haus dan tidak mendapatkan air minum saat mereka membutuhkan.