Peneliti menggunakan perangkap yang ditenggelamkan ke dasar palung terdalam beserta umpan dan kamera. Begitu hewan sudah terperangkap, maka perangkap secara otomatis akan naik ke permukaan.
Peneliti mengambil sampel dari enam palung, yaitu Mariana, Jepang, Izu-Bonin, Peru-Cile, New Hebrides dan Kermadec. Secara total ada 90 krustasea yang dikumpulkan dari keenam palung tersebut.
Baca juga : Timbunan Plastik 1,4 Kali Indonesia Ditemukan di Lautan Pasifik
Dari semua sampel yang terkumpul, peneliti tidak menemukan satu pun yang bebas dari plastik. Tingkat kontaminasi terendah ditemukan di New Hebrides, sedangkan tingkat kontaminasi tertinggi terdapat di palung Mariana.
Selain plastik, peneliti menemukan potongan serat seperti rayon, lyocell, rami dan nilon dalam usus krustasea.
Dari studi yang dilakukan pada 2014 lalu, setidaknya ada sekitar 5 triliun potongan plastik yang mengapung di laut, dengan berat lebih dari 250.000 ton.
Sungai sendiri menyumbang 2,4 juta ton plastik ke laut setiap tahunnya dan 86 persen polusi plastik ini berasal dari sungai-sungai di Asia.
"Pengamatan yang kami lakukan menunjukkan jika penyerapan mikroplastik terjadi di bagian laut dalam juga. Membuktikan jika tidak mungkin ada ekosistem laut yang tidak terpengaruh dengan sisa-sisa polusi buatan manusia," kata Jamieson.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI