JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Gubernur DKI Sandiaga Uno mencopot satu per satu atribut pakaian dinas upacara (PDU) yang dikenakannya ke sejumlah warga yang hadir dalam acara syukuran rakyat di Balai Kota, Senin (16/10/2017) malam.
Terpantau atribut yang dicopot Sandi mulai dari topi, jas putih pakaian dinas, dasi, lencana, papan nama, hingga sepatu.
 Warga yang mendapatkan atribut dari Sandi adalah perwakilan dari sejumlah kelompok masyarakat, dari mulai ibu rumah tangga pengusaha UKM, aktivis lingkungan hidup, pengusaha produsen sepatu, penyandang disabilitas, warga korban penggusuran, hingga ketua relawan pemenangan Anies-Sandi.
 "Semua yang ada di sini adalah mereka yang berjuang untuk menjadikan Jakarta Maju Kotanya Bahagia Warganya," ujar Sandi mengacu pada orang-orang yang namanya disebutkan di atas.
Baca: Sekda DKI: Sidang Paripurna Istimewa Anies-Sandi Digelar Rabu Siang
 Seluruhnya dipanggil naik ke atas panggung saat Sandi selesai menyampaikan pidato.
 "Aktivis kita ada enam di sini. Oleh karena itu panitia sudah menyiapkan selendang tapi saya ingin sesuatu yang lain daripada yang lain," ujar Sandi.
 Menurut Sandi, atribut PDU sengaja dia copot dan bagikan karena dia menyebut pakaian tersebut tidak akan digunakannya lagi. Ia bahkan mengaku sudah berkonsultasi mengenai hal tersebut dengan Presiden Joko Widodo.
 "Saya tadi nanya ke Pak Jokowi. Pak Jokowi dulu dilantik jadi wali kota, jadi gubernur pakai putih-putih kayak gini. Saya tanya Pak Jokowi berapa kali pakai baju gini 'sekali aja Pak Sandi," ucap Sandi.
Baca: Sebelum Pidato Politik, Anies Ajak Warga Nyanyi Lagu Bagimu Negeri
 Dari atribut yang dibagikan, topi diberikan kepada Sarah Zubaedah, perwakilan kelompok ibu rumah tangga yang juga aktif sebagai penjual nasi uduk.